Langsung ke konten utama

Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda

 

 

 

        KATA PENGANTAR

 

 

Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya maka laporan kajian dan penelitian yang berjudul “Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda” ini dapat diselesaikan dengan baik.

 

Laporan kajian dan penelitian ini disusun sebagai bentuk pemenuhan salah satu program kerja HIMATELI UNMUL yaitu pelaksanaan kajian dan penelitian berbasis lingkungan hidup, dimana dalam laporan ini dijelaskan secara lengkap dan terperinci mengenai hal-hal yang mengenai tentang daya serap gas CO2 dan CO vegetasi yang ada pada lokasi penelitian, yaitu Ruang Terbuka Hijau Taman Cerdas Kota Samarinda.

 

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kajian dan Penelitian ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan, hal tersebut tidak lepas karena keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan ini lebih lanjut dari berbagai pihak.

 

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fahrizal Adnan S.T., M.Sc. selaku dosen Pembina HIMATELI UNMUL, Arizaldi Jamayan Rifani selaku Ketua Himpunan HIMATELI UNMUL, Mutiara Asih selaku Kepala Departemen Kajian dan Penelitian Lingkungan Hidup, dan kader HIMATELI UNMUL khususnya angkatan 2021 dan 2022 yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan kajian dan penelitian ini.

 

                                                  Samarinda, 20 Juli 2023

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1 Latar Belakang

 

Gas karbondioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO) merupakan emisi yang dihasilkan kendaraan bermotor terhadap kualitas udara. Kendaraan bermotor merupakan salah satu penyumbang emisi gas terbesar untuk daerah perkotaan. Kendaraan bermotor umumnya menyumbang sekitar 50 – 60% emisi gas, terutama kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin dan diesel. Tingginya jumlah kendaraan bermotor dan pola transportasi pada suatu kota yang menyebabkan tingginya kandungan emisi udara tersebut. Emisi gas ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, iritasi mata dan tenggorokan, serta peningkatan, serta peningkatan risiko penyakit jangka panjang seperti kanker paru-paru.

 

Ruang Terbuka Hijau (RTH) memainkan peran penting dalam menurunkan emisi gas dan meningkatkan kualitas udara perkotaan. RTH mencakup taman, kebun, taman kota, dan area hijau lainnya yang ada di kota. Tanaman yang ditanam dalam daerah RTH memiliki kemampuan untuk menyerap sejumlah besar karbon dioksida (CO2) melalui proses fotosintesis, sehingga mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di udara. Selain itu, tumbuhan juga dapat menangkap partikel-partikel polutan udara, seperti debu dan polutan kimia, sehingga membersihkan udara. Keberadaan RTH yang memadai di perkotaan membantu mengurangi emisi gas dan memperbaiki kualitas udara bagi penduduk kota.

 

Kemampuan daya serap emisi karbon oleh tanaman pada Ruang Terbuka Hijau bergantung pada jenis tanaman itu sendiri serta jumlah tanaman dan densitasnya. Tanaman memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap karbon. Beberapa jenis tanaman seperti pohon dan semak, cenderung memiliki kemampuan yang lebih besar dibanding tanaman seperti rerumputan karena perbedaan ukuran daun. Kepadatan tanaman juga memengaruhi kemampuan daya serap karbon dimana semakin padat tanaman pada suatu daerah, semakin besar pula potensi penyerapan karbonnya.


Oleh karena itu, Laporan Kajian dan Penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda bertujuan untuk mengetahui daya serap CO2 pohon, semak/perdu, dan total di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda. Mengetahui daya serap gas CO pohon, semak/perdu, dan total di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda. Mengetahui perbandingan daya serap vegetasi CO2 dan beban emisi CO2 Kota Samarinda di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda.

 

1.2 Tujuan Penelitian

 

Tujuan penelitian pada Laporan Kajian dan Penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda, yaitu:

  1. Mengetahui daya serap CO2 pohon, semak/perdu, dan total di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda.
  2. Mengetahui daya serap CO pohon, semak/perdu, dan total di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda.
  3. Mengetahui perbandingan daya serap vegetasi CO2 dan beban emisi CO2 Kota Samarinda di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda.

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

 

2.1 Emisi CO2 dan CO

 

Kendaraan bermotor merupakan faktor penyumbang polusi udara yang berperan tinggi. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60% – 70%. Salah satu polutan yang dihasilkan kendaraan bermotor adalah CO2. Gas CO2 tergolong pencemar primer dimana emisi yang dihasilkan berasal dari pembakaran bahan bakar. Peningkatan penggunaan kendaraan bermotor akan dibarengi dengan peningkatan emisi gas CO2 yang menyebabkan polusi udara yang semakin memburuk (Sudarti dkk, 2022).

 

Karbon Monoksida (CO) adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Sebagian besar gas CO berasal dari pembakaran bahan bakar fosil berupa gas buangan. Gas CO merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara yang berasal dari sektor transportasi akibat dari buangan pembakaran mesin yang kurang sempurna. Sama halnya dengan emisi CO2, yang dimana tingginya kepadatan kendaraan di suatu wilayah akan mengakibatkan tingginya pencemaran CO pada daerah tersebut. Konsentrasi O di udara per waktu dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktivitas kendaraan bermotor (Yulianti, 2014).

 

2.2 Dampak Gas CO2 dan CO

 

Gas CO dan CO2 yang ada pada udara apabila melebihi batas dapat menyebabkan racun pada tubuh. Gas CO dapat membuat seseorang yang memiliki gangguan pernapasan akan menjadi sesak nafas. Hal tersebut dikarenakan oksigen yang seharusnya dialirkan oleh hemoglobin ke seluruh tubuh tidak dapat dialirkan karena hemoglobin yang seharusnya mengikat oksigen dan dialirkan ke seluruh tubuh menjadi mengikat gas CO. Gas CO pada dasarnya akan lebih mudah diikat oleh hemoglobin daripada oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Sedangkan pada seseorang yang mengalami gangguan pernapasan apabila terpapar gas CO2 berlebihan akan mengalami pusing dan sesak napas (Amiroh, 2019).

 

Gas rumah kaca terdiri dari beberapa unsur yang salah satunya merupakan karbondioksida (CO2). Emisi karbon muncul karena aktivitas-aktivitas manusia, terutama yang berkaitan dengan bahan bakar fosil. Pembakaran bahan bakar fosil akan menghasilkan karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya yang meningkatkan dampak rumah kaca atau greenhouse effect. Gas rumah kaca merupakan gas udara di atas lapisan permukaan bumi yang berfungsi sebagai penahan sebagian panas matahari di atas permukaan bumi. Bumi menyerap sebagian gas-gas rumah kaca ini secara alami. Gas rumah kaca mampu menjaga agar iklim menjadi stabil sehingga suhu di bumi mampu berada pada tingkat yang layak untuk dihuni. Akan tetapi, peningkatan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang signifikan menimbulkan pemanasan global (Pratama, 2021).

 

2.3 Ruang Terbuka Hijau (RTH)

 

Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau adalah suatu ruang terbuka yang kawasannya didominasi oleh vegetasi baik itu pepohonan, semak, rumput-rumputan, serta vegetasi penutup tanah lainnya. Kawasan ini didirikan berdasarkan kebutuhan dan peruntukkan dalam wilayah tersebut. Tidak hanya untuk menjaga dan menyeimbangkan kondisi lingkungan atau ekosistem sekitarnya, tetapi juga menyediakan tempat untuk melakukan aktivitas sosial yang memadukan dengan estetika alam (Undang-Undang Nomor 26, 2007).

 

Menurut Samsudi (2010), ada beberapa fungsi dari RTH, yaitu:

  1. Fungsi ekologis; RTH diharapkan dapat memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas air tanah, mencegah terjadinya banjir, mengurangi polusi udara, dan pendukung dalam pengaturan iklim mikro. 
  2. Fungsi sosial budaya, RTH diharapkan dapat berperan terciptanya ruang untuk interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai penanda (landmark) kawasan. 
  3. Fungsi ekonomi, RTH diharapkan dapat berperan sebagai pengembangan sarana wisata hijau perkotaan, sehingga menarik minat masyarakat/ wisatawan untuk berkunjung ke suatu kawasan, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi
  4. Fungsi arsitektural/estetika, RTH diharapkan dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kawasan, melalui keberadaan taman, dan jalur hijau 

 

2.4 Vegetasi dan Jenis-Jenisnya

 

Vegetasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari sekelompok besar tumbuhan yang tumbuh dan menghuni suatu wilayah. Vegetasi juga didefinisikan sebagai keseluruhan tumbuhan dari suatu area yang berfungsi sebagai area penutup lahan, yang terdiri dari beberapa jenis seperti herba, perdu, pohon, yang hidup bersama-sama pada suatu tempat dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain, serta lingkungannya dan memberikan kenampakan luar vegetasi. Vegetasi memegang peran penting pada banyak proses yang berlangsung di ekosistem, yaitu sebagai penyimpanan dan daur nutrisi, sebagai penyimpanan karbon, purifikasi air, dan untuk keseimbangan dan penyebaran komponen penting penyusun ekosistem seperti detrivor, polinator, parasit, dan predator (Maridi dkk, 2015). 

 

Pohon merupakan komponen biotik penyusun vegetasi yang memiliki manfaat yang sangat luas. Vegetasi pohon adalah tumbuh-tumbuhan berkayu yang mempunyai suatu batang pokok yang jelas serta tajuk yang kurang lebih bentuknya jelas yang biasanya mencapai tidak kurang dari 8 kaki. Selama masa hidupnya pohon sampai mencapai umur fisik, akan melewati berbagai tingkat kehidupan yang sehubungan dengan ukuran tinggi da diameter batangnya. Salah satu pengukuran pada pohon adalah pengukuran volume suatu pohon yang merupakan parameter pohon (Hidayat dkk, 2021).

 

Salah satu jenis vegetasi ialah vegetasi berupa semak dan perdu. Tumbuhan semak merupakan jenis tumbuhan berpostur paling rendah dibandingkan perdu dan pohon. Tumbuhan perdu adalah tumbuhan berkayu yang memiliki cabang-cabang yang sangat banyak dan tidak tergolong tumbuhan semusim. Tinggi tumbuhan perdu hanya mencapai kurang dari 6 meter dan sebagian besar memiliki percabangan yang banyak di dekat batang utamanya (Putri dkk, 2022). 

 

2.5 Daya Serap Karbon oleh Vegetasi

 

Tumbuhan dapat menyerap karbon di udara melalui proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan pembentukan karbohidrat dari gas CO2 di atmosfer dan molekul air dari tanah dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. Daya serap CO2 per satuan waktu setiap tanaman berbeda, bergantung pada jenis tanaman itu sendiri, terutama pada morfologi daunnya. Pada tanaman yang dapat hidup di lingkungan dengan intensitas cahaya rendah, daun akan berukuran lebih besar, lebih tipis, ukuran stomata lebih besar, jumlah daun sedikit, dan ruang antar sel lebih besar (Dahlan, 2004).

 

Laju fotosintesis antar jenis tumbuhan dan antar habitat berbeda. Tanaman yang tumbuh cepat memiliki laju fotosintesis yang tinggi, tetapi tidak berarti bahwa tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi selalu tumbuh cepat. Tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi mampu menyerap CO2 dalam jumlah lebih banyak dibanding tumbuhan dengan laju fotosintesis rendah. Tumbuhan pohon memiliki kapasitas fotosintesis yang tergolong rendah (jenis-jenis pohon di negara empat musim). Variasi dari kapasitas fotosintesis ini selain dipengaruhi oleh faktor internal juga eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi fotosintesis termasuk cahaya, konsentrasi COdi udara, suhu, ketersediaan air dan hara (Hidayati dkk, 2013).

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

 

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

 

Kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda ini dilakukan pada tanggal  11 Mei 2023 pukul 09.00 – 11.00 WITA di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas, Jalan Mayor Jendral S. Parman, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Selain menjadi RTH, Taman Cerdas juga berperan sebagai tempat wisata karena memiliki fasilitas untuk bersantai, bermain, dan berolahraga. Luas total dari lokasi penelitian sebesar 4.277,09 m2. Koordinat pada lokasi penelitian pada posisi 1° 31' 27'' LS dan 117° 9' 0'' BT.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

 

3.2 Metode Pengumpulan Data

 

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk analisis data mengenai Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda yaitu data primer berupa jenis dan jumlah vegetasi yang ada di lokasi penelitian. Jenis vegetasi diidentifikasi dengan menggunakan aplikasi google lens. Jenis vegetasi dibedakan menjadi dua, yaitu jenis pohon dan jenis semak/perdu. Vegetasi berjenis pohon dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

  1. Semai, yaitu tinggi pohon < 1,5 m.
  2. Pancang       : tinggi > 1,5 m,  diameter <10 cm;
  3. Tiang : Diameter 10 – 19 cm;
  4. Pohon : Diameter >20 cm;

 

3.3 Teknik Analisis Data

 

Kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda menggunakan studi literatur dan rumus konversi satuan. Penggunaan rumus konversi didasarkan dengan data yang variatif sehingga perlu sebuah angka konkrit untuk mengubah satuan yang didapatkan menjadi satuan yang diinginkan (kg/pohon/tahun).

 

3.3.1 Daya Serap Karbon Dioksida (CO2)

 

Kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda untuk mencari daya serap karbon dioksida (CO2) menggunakan metode studi literatur, yaitu mencari nilai daya serap vegetasi terhadap gas CO2 pada jurnal ataupun buku (data sekunder). Dikarenakan data daya serap vegetasi berjenis semak/perdu sangat sulit untuk ditemukan, maka semak/perdu yang tidak ditemukan daya serapnya terhadap gas CO2 akan memakai salah satu nilai daya serap gas CO2 yang ditemukan pada studi literatur.

 

Data daya serap CO2 yang menggunakan satuan μ mol/m2/detik, dapat dikonversi ke satuan kg/tanaman/tahun menggunakan rumus:

CO2 (kg/tanaman/tahun) = CO2 (μ mol/m2/detik) × 1,388 × n………..(3.1)

Keterangan : 

CO2       = Daya Serap Vegetasi terhadap CO2

1,388     = Satuan Konversi μ mol/m2/detik ke kg/m2/tahun

n            = Jumlah jenis vegetasi per 1 m2 (Semak/perdu = 16 dan pohon = 1) 

 

Data daya serap CO2 yang menggunakan satuan mg/m2/jam, dapat dikonversi ke satuan kg/tanaman/tahun menggunakan rumus:

CO2 (kg/tanaman/tahun) = CO2 (mg/m2/jam) × 0,009 × n………..(3.1)

Keterangan : 

CO2        = Daya Serap Vegetasi terhadap CO2

0,009      = Satuan Konversi mg/m2/jam ke kg/m2/tahun

n             = Jumlah jenis vegetasi per 1 m2 (Semak/perdu = 16 dan pohon = 1) 

 

Untuk mengetahui daya serap CO2 jika diketahui cadangan karbon (C-stock) vegetasi, dapat menggunakan rumus:

CO2 (kg/tanaman/tahun) = C-Stock × 3,670………..(3.1)

Keterangan : 

CO2        = Daya Serap Vegetasi terhadap CO2 

C-Stock  = Satuan Konversi cadangan karbon ke daya serap CO2

(Thakur dkk, 2011).

 

3.3.2 Daya Serap Karbon Monoksida (CO)

 

Perhitungan daya serap karbon monoksida (CO) dapat dilakukan dengan menggunakan metode konversi. Rumus konversi dari karbon dioksida (CO2) ke karbon monoksida (CO), yaitu sebagai berikut:

M CO =  M CO/ Mr CO× Mr CO………………………………(1)

Keterangan :

- M CO2        = Daya Serap Beban CO2 (kg/tanaman/tahun)

- M CO         = Daya Serap Beban CO (kg/tanaman/tahun)

- Mr CO     = Massa relatif CO2 = 44 gram/mol

- M CO         = Massa relatif CO  = 28 gram/mol

(Sarasidehe dkk, 2022).

 

3.3.3 Total Daya Serap Vegetasi CO2 dan CO

 

Perhitungan total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑Ex  tanaman = Ex × n tanaman……………………..(2)

Keterangan :

- ∑Ex  tanaman    = Total Daya Serap Gas X tanaman (kg/tanaman/tahun)

- Ex                       = Daya Serap Beban Gas X (kg/tanaman/tahun)

- n tanaman           = Jumlah tanaman (tanaman)

 

3.4 Alat

 

Alat yang diperlukan dalam kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas COdan CO pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda , yaitu sebagai berikut : 

  1. Meteran
  2. GPS
  3. Google Lens
  4. Alat Tulis

 

3.5 Prosedur Analisis

 

3.5.1 Prosedur Pembagian Zona Penelitian

 

Prosedur pembagian zona penelitian, yaitu sebagai berikut:

  1. Disiapkan alat dan bahan.
  2. Diukur ukuran taman menggunakan meteran.
  3. Dibagi zona menjadi 4 zona berdasarkan hasil pengukuran.
  4. Ditentukan titik tengah pengukuran setiap zona.
  5. Diukur titik koordinat pada titik tengah lokasi menggunakan GPS.
  6. Didokumentasikan kegiatan penelitian.

 

3.5.2 Prosedur Identifikasi Spesies Vegetasi

 

Prosedur Identifikasi Vegetasi, yaitu sebagai berikut:

  1. Disiapkan google lens dan alat tulis.
  2. Diamati seluruh tanaman pohon berjenis semai, pancang, tiang, dan pohon pada plot pengamatan yang telah dibagi.
  3. Diamati seluruh vegetasi berjenis semak dan perdu pada plot pengamatan yang telah dibagi.
  4. Diidentifikasi seluruh jenis vegetasi menggunakan aplikasi google lens di handphone.
  5. Dihitung jumlah tanaman yang ada pada plot pengamatan. 
  6. Didokumentasikan kegiatan penelitian.

 

3.5.3 Prosedur Identifikasi Daya Serap Vegetasi Terhadap CO2 dan CO

 

Prosedur Identifikasi Daya Serap Vegetasi Terhadap CO2 dan CO, yaitu sebagai berikut:

  1. Diidentifikasi daya serap CO2 vegetasi dengan studi literatur.
  2. Dilakukan perhitungan daya serap CO serta total daya serap vegetasi terhadap gas COdan CO.
  3. Didokumentasikan kegiatan penelitian. 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

 

4.1 Kondisi Lokasi Penelitian

 

Kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas, Jalan Mayor Jendral S. Parman, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Kondisi pada lokasi penelitian yaitu sangat rindang dan asri dikarenakan banyaknya vegetasi yang ditanam di Taman Cerdas. Vegetasi yang menutupi RTH ini membuat cuaca yang panas dapat diminimalisir. Namun di lokasi penelitian tidak ada tempat yang memiliki atap seperti gazebo, kursi payung, dan lain sebagainya yang membuat sulitnya mencari tempat untuk berteduh jikalau terjadi hujan yang sangat deras.

Gambar 4.1 Taman Cerdas Kota Samarinda

 

Gambar 4.2 Zona 1 Lokasi Penelitian



Gambar 4.3 Zona 2 Lokasi Penelitian

 

Gambar 4.4 Zona 3 Lokasi Penelitian

 

Gambar 4.5 Zona 4 Lokasi Penelitian

 

4.2 Hasil Pengamatan dan Perhitungan

 

4.2.1 Hasil Pengamatan Vegetasi serta Daya Serap CO2 dan CO pada Zona 1


Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO yang tidak ditemukan datanya akan disamakan dengan nilai daya serap spesies tanaman sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis) untuk tanaman semak/perdu. Perhitungan daya serap vegetasi terhadap gas COdan CO beserta total daya serap masing-masing spesies vegetasi dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Total Daya Serap Vegetasi Pohon Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 1

No.

Spesies Tanaman

Jumlah

CO2
(kg/veg/thn)

CO

(kg/veg/thn)

Total CO2
(kg/tahun)

Total CO

(kg/tahun)

1.

Trembesi (Samanea saman)

1

28.488,40

18.128,98

28.488,40

18.128,98

2.

Kelapa dataran tinggi (Beccariophoenix alfredii)

2

0,55

0,35

1,1

0,700

3.

Acmena (Acmena acuminatissima)

9

18,24

11,607

164,160

104,465

4.

Ketapang kencana (Terminalia mantaly)

3

23,48

14,94

70,44

44,825

5.

Kelor (Moringa oleifera)

3

14,35

9,13

43,05

27,395

TOTAL

28.767,15

18.306,37

(Data Primer, 2023).

 

Tabel 4.2 Total Daya Serap Vegetasi Semak/Perdu Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 1

No.

Spesies Tanaman

Jumlah

CO2
(kg/veg/thn)

CO

(kg/veg/thn)

Total CO2
(kg/tahun)

Total CO

(kg/tahun)

1.

Hanjuang (Cordyline fruticosa)

40

0,425

0,271

17,009

10,824

2.

Dracena tricolor merah (Dracena marginata colorama red)

20

0,39

0,248

7,800

4,964

3.

Sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis)

25

1,14

0,725

28,5

18,136

4.

Rumput gajah (Ennisetum purpureum)

500

61,95

39,423

30.975

19.711,36

5.

Sri rejeki (Dieffanbachia seguine)

3

0,91

0,579

2,73

1,737

6.

Kucai mini (Carex morrowii)

200

0,048

0,031

9,6

6,109

7.

Kencana (Ruellia simplex)

100

0,704

0,448

70,4

44,8

8.

Gandarusa (Justicia gendarussa)

15

1,14

0,725

17,1

10,882

9.

Rombusa mini (Tabernaemontana corymbosa)

5

1,14

0,725

5,7

3,627

10.

Senggani (Melastoma affine)

1

1,14

0,725

1,14

0,725

11.

Lili Paris (Chlorophytum comosum)

100

1,14

0,725

114

72,545

12.

Kendal (Cordia dichotoma)

2

1,14

0,725

2,28

1,451

13.

Bunga pukul 8 (Turnera Ulmifolia)

20

1,14

0,725

22,8

14,509

14.

Paku-pakuan (Polypodiophyta)

35

1,14

0,725

39,9

25,391

15.

Krokot merah (Portulaca oleracea L.)

20

1,14

0,725

22,8

14,509

16.

Zebrakraut (Tradescantia zebrina)

45

1,14

0,725

51,3

32,645

17.

Bunga cendrawasih (Stelitzia reginae)

6

1,14

0,725

6,84

4,353

18.

 

Bunga tasbih (Canna lily)

5

1,14

0,725

5,7

3,627

19.

Melati Jepang (Pseuderanthemum reticulatum)

30

1,14

0,725

34,2

21,764

TOTAL

31.434,799

20.033,96

(Data Primer, 2023).

 

Daya serap vegetasi berjenis pohon terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada pohon trembesi (Samanea saman) dengan total penyerapan CO2 sebesar 28.488,40 kg/tahun dan gas CO sebesar 18.128,98 kg/tahun. Daya serap pohon untuk gas CO2 dan CO terendah adalah pohon kelapa dataran tinggi (Beccariophoenix alfredii) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 1,1 kg/tahun dan 0,7 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 28.767,15 kg/tahun dan 18.306,37 kg/tahun.

 

Daya serap vegetasi berjenis semak/perdu terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman rumput gajah (Ennisetum purpureum) dengan total penyerapan CO2 sebesar 30.975 kg/tahun dan CO sebesar 19.711,36 kg/tahun. Daya serap semak/perdu untuk gas CO2 dan CO terendah adalah tanaman senggani (Melastoma affine) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 1,14 kg/tahun dan 0,725 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 31.434,799 kg/tahun dan 20.003,96 kg/tahun.

 

4.2.2 Hasil Pengamatan Vegetasi serta Daya Serap CO2 dan CO pada Zona 2


Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO yang tidak ditemukan datanya akan disamakan dengan nilai daya serap spesies tanaman sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis) untuk tanaman semak/perdu. Perhitungan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO beserta total daya serap masing-masing spesies vegetasi pada zona 2 dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3 Total Daya Serap Vegetasi Pohon terhadap Gas CO2 dan CO Zona 2

No.

Spesies Tanaman

Jumlah

CO2
(kg/veg/thn)

CO

(kg/veg/thn)

Total CO2
(kg/tahun)

Total CO

(kg/tahun)

1.

Acmena (Acmena acuminatissima)

7

18,24

11,61

127,68

81,25

2.

Glodokan tiang (Polyalthia longifolia)

8

6.304,92

4.012,22

50.439,38

32.097,79

TOTAL

50.567,06

32.179,04

(Data Primer, 2023).

 

Tabel 4.4 Total Daya Serap Vegetasi Semak/Perdu Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 2

No.

Spesies Tanaman

Jumlah

CO2
(kg/veg/thn)

CO

(kg/veg/thn)

Total CO2
(kg/tahun)

Total CO

(kg/tahun)

1.

Hanjuang (Cordyline fruticosa)

39

0,68

0,43

26,52

16,88

2.

Cacak gading (Sanchezia speciosa)

3

2,13

1,36

6,40

4,07

3.

Sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis)

33

1,14

0,73

37,62

23,94

4.

Rumput gajah (Ennisetum purpureum)

756

61,95

39,42

46.834,20

29.803,58

5.

Sri rejeki (Dieffanbachia seguine)

6

0,91

0,58

5,46

3,47

6.

Tanaman adam hawa (Tradescanta spathocea)

10

1,18

0,75

11,80

7,51

7.

Kencana (Ruellia simplex)

47

1,13

0,72

52,97

33,71

8.

Tanaman kacang hias (Arachis pintai)

50

55,45

35,29

2.772,54

1.764,34

9.

Kluwek (Pangium Edule)

7

1,14

0,73

7,98

5,08

10.

Chacruna (Psychotria Virisia)

16

1,14

0,73

18,24

11,61

11.

Bunga Pukul 8 (Turnera Ulmifolia)

13

1,14

0,73

14,82

9,43

12.

Bunga cendrawasih (Stelitzia reginae)

10

1,14

0,73

11,40

7,25

13.

Bunga binca (Vinca major)

2

1,14

0,73

2,28

1,45

14.

Tanaman hias Seberna (Saberna variegata)

15

1,14

0,73

17,10

10,88

15.

Daun ungu (Graptophyllum pictum)

16

1,14

0,73

18,24

11,61

16.

Wedelia (Sphagneticola trilobata)

35

1,14

0,73

39,90

25,39

17.

Mondekaki (Tabernaemontana divaricata)

2

1,14

0,73

2,28

1,45

TOTAL

49.879,75

31.741,66


(Data Primer, 2023).

 

Daya serap vegetasi berjenis pohon terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman glodokan tiang (Polyalthia longifolia) dengan total penyerapan CO2 sebesar 50.439,38 kg/tahun dan gas CO sebesar 32.097,79 kg/tahun. Daya serap pohon untuk gas CO2 dan CO terendah adalah pohon acmena (Acmena acuminatissima) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 127,68 kg/tahun dan 81,25 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 50.567,06 kg/tahun dan 32.179,04 kg/tahun.

 

Daya serap vegetasi berjenis semak/perdu terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman rumput gajah (Ennisetum purpureum) dengan total penyerapan CO2 sebesar 46.834,20 kg/tahun dan CO sebesar 29.803,58 kg/tahun. Daya serap semak/perdu untuk gas CO2 dan CO terendah adalah tanaman mondekaki (Tabernaemontana divaricata) dan bunga vinca (Vinca major) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 2,28 kg/tahun dan 1,45 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 49.879,75 kg/tahun dan 31.741,66 kg/tahun.

 

4.2.3 Hasil Pengamatan Vegetasi serta Daya Serap CO2 dan CO pada Zona 3

 

Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO yang tidak ditemukan datanya akan disamakan dengan nilai daya serap spesies tanaman sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis) untuk tanaman semak/perdu. Perhitungan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO beserta total daya serap masing-masing spesies vegetasi pada zona 3 dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.5 Total Daya Serap Vegetasi Pohon Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 3

No.

Spesies Tanaman

Jumlah

CO2
(kg/veg/thn)

CO

(kg/veg/thn)

Total CO2
(kg/tahun)

Total CO

(kg/tahun)

1.

Trembesi (Samanea saman)

9

28.488,40

18.128,98

256.395,56

163.160,81

2.

Glodokan tiang (Polyalthia longifolia)

16

6.304,92

4.012,22

100.878,76

64.195,57

3.

Lemonwood (Pittosporum eugenioides)

1

45,00

28,64

45,00

28,64

4.

Acmena (Acmena acuminatissima)

20

18,24

11,61

364,80

232,15

TOTAL

357.684,12

227.617,17

(Data Primer, 2023).

 

Tabel 4.6 Total Daya Serap Vegetasi Semak/Perdu Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 3

No.

Spesies Tanaman

Jumlah

CO2
(kg/veg/thn)

CO

(kg/veg/thn)

Total CO2
(kg/tahun)

Total CO

(kg/tahun)

1.

Hanjuang (Cordyline fruticosa)

24

0,68

0,43

16,33

10,39

2.

Dracena tricolor merah (Dracena marginata colorama red)

26

0,39

0,25

10,14

6,45

3.

Palem Jepang (Ptychosperma macarthuri)

5

0,39

0,25

1,95

1,24

4.

Lidah mertua (Sansevieria trifasciata)

15

4,14

2,63

62,10

39,52

5.

Sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis)

50

1,14

0,73

57,00

36,27

6.

Sri rejeki (Dieffanbachia seguine)

3

0,91

0,58

2,73

1,74

7.

Kucai mini (Carex morrowii)

30

0,05

0,03

1,44

0,92

8.

Kencana (Ruellia simplex)

200

0,70

0,45

140,80

89,60

9.

Bunga pukul 8 (Turnera Ulmifolia)

14

1,14

0,73

15,96

10,16

10.

Daun ungu (Graptophyllum pictum)

20

1,14

0,73

22,80

14,51

11.

Wedelia (Sphagneticola trilobata)

15

1,14

0,73

17,10

10,88

12.

Taiwan beauty (Cuphea hyssopifolia)

50

1,14

0,73

57,00

36,27

13.

Teh hutan (Acalypha siamensis)

100

1,14

0,73

114,00

72,55

14.

Pacing pentul (Costus spicatus)

16

1,14

0,73

18,24

11,61

15.

Bunga heliconia (Heliconia psittacorum)

35

1,14

0,73

39,90

25,39

16.

Mangkokan (Polyscias scutellaria)

5

1,14

0,73

5,70

3,63

17.

Pacar Cina (Aglaia odorata)

35

1,14

0,73

39,90

25,39

TOTAL

623,09

396,51

(Data Primer, 2023).

 

Daya serap vegetasi berjenis pohon terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada pohon trembesi (Samanea saman) dengan total penyerapan CO2 sebesar 256.395,56 kg/tahun dan gas CO sebesar 163.160,81 kg/tahun. Daya serap pohon untuk gas CO2 dan CO terendah adalah pohon lemonwood (Pittosporum eugenioides) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 357.684,12 kg/tahun dan 227.617,17 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 101.544,95 kg/tahun dan 64.619,51 kg/tahun.

 

Daya serap vegetasi berjenis semak/perdu terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman kencana (Ruellia simplex) dengan total penyerapan CO2 sebesar 140,80 kg/tahun dan CO sebesar 89,60 kg/tahun. Daya serap semak/perdu untuk gas CO2 dan CO terendah adalah kucai mini (Carex morrowii) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 1,44 kg/tahun dan 0,92 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 623,09 kg/tahun dan 396,51 kg/tahun.

 

4.2.4 Hasil Pengamatan Vegetasi serta Daya Serap CO2 dan CO pada Zona 4

 

Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO yang tidak ditemukan datanya akan disamakan dengan nilai daya serap spesies tanaman sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis) untuk tanaman semak/perdu. Perhitungan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO beserta total daya serap masing-masing spesies vegetasi pada zona 4 dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.7 Total Daya Serap Vegetasi Pohon Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 4

No.

Spesies Tanaman

Jumlah

CO2
(kg/veg/thn)

CO

(kg/veg/thn)

Total CO2
(kg/tahun)

Total CO

(kg/tahun)

1.

Palem kuning (Dypsis lutescens)

11

0,39

0,25

4,29

2,73

2.

Oenocarpus (Oenocarpus minor)

8

0,39

0,25

3,12

1,99

3.

Waregu (Rhapis excelsa)

24

0,39

0,25

9,36

5,96

4.

Palem putih (Roystonea regia)

3

0,39

0,25

1,17

0,74

5.

Glodokan tiang (Polyalthia longifolia)

9

6.304,92

4.012,22

56.744,30

36.110,01

6.

Dadap serep (Erythrina subumbrans)

5

1.445,40

919,80

7.227,00

4.599,00

7.

Pohon mangga (Mangifera indica)

1

455,17

289,65

455,17

289,65

8.

Tanjung (Mimusops elengi)

5

592,00

376,73

2.960,00

1.883,64

TOTAL

67.404,42

42.893,72

(Data Primer, 2023). 

 

Tabel 4.8 Total Daya Serap Vegetasi Semak/Perdu Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 4

No.

Spesies Tanaman

Jumlah

CO2
(kg/veg/thn)

CO

(kg/veg/thn)

Total CO2
(kg/tahun)

Total CO

(kg/tahun)

1.

Hanjuang (Cordyline fruticosa)

32

0,68

0,43

21,77

13,85

2.

Cacak gading (Sanchezia speciosa)

11

2,13

1,36

23,45

14,92

3.

Sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis)

91

1,14

0,73

103,74

66,02

4.

Sri rejeki (Dieffanbachia seguine)

15

0,91

0,58

13,65

8,69

5.

Dracena tricolor merah (Dracena marginata colorama red)

13

0,39

0,25

5,07

3,23

6.

Tanaman adam hawa (Tradescanta spathocea)

21

1,18

0,75

24,78

15,77

7.

Nyanyian dari India (Dracaena reflexa)

28

0,39

0,25

10,92

6,95

8.

Pucuk merah (Syzygium myrtifolium)

11

123,87

78,83

1.362,57

867,09

9.

Pandan kuning (Pandanus pygmaeus)

78

0,39

0,25

30,42

19,36

10.

Bunga pukul 8 (Turnera Ulmifolia)

122

1,14

0,73

139,08

88,51

11.

Daun ungu (Graptophyllum pictum)

84

1,14

0,73

95,76

60,94

12.

Jukut pahit (Axonopus compressus)

600

1,14

0,73

684,00

435,27

TOTAL

2.515,21

1.600,59

(Data Primer, 2023).

 

Daya serap vegetasi berjenis pohon terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada pohon glodokan tiang (Polyalthia longifolia) dengan total penyerapan CO2 sebesar 56.744,30 kg/tahun dan gas CO sebesar 36.110,01 kg/tahun. Daya serap pohon untuk gas CO2 dan CO terendah adalah pohon palem putih (Roystonea regia) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 1,17  kg/tahun dan 0,74 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 67.404,42 kg/tahun dan 42.893,72 kg/tahun.

 

Daya serap vegetasi berjenis semak/perdu terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman pucuk merah (Syzygium myrtifolium) dengan total penyerapan CO2 sebesar 1.362,57 kg/tahun dan CO sebesar 867,09 kg/tahun. Daya serap semak/perdu untuk gas CO2 dan CO terendah adalah dracena tricolor merah (Dracena marginata colorama red) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 5,07 kg/tahun dan 3,23 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 2.515,21 kg/tahun dan 1.600,59 kg/tahun.

 

4.2.5 Total Daya Serap CO2 dan CO Vegetasi

 

Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda dan tiap zonanya dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.9 Total Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2

No.

Zona

Daya Serap CO2 (kg/tahun)

Pohon

Semak/Perdu

Total

1.

Zona 1

28.767,15

31.434,80

60.201,95

2.

Zona 2

50.567,06

49.879,75

100.446,80

3.

Zona 3

357.684,12

623,09

358.307,21

4.

Zona 4

67.404,42

2.515,21

69.919,63

TOTAL

504.422,75

84.452,85

588.875,59

(Data Primer, 2023).

 

Tabel 4.10 Total Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO

No.

Zona

Daya Serap CO2 (kg/tahun)

Pohon

Semak/Perdu

Total

1.

Zona 1

18.306,37

20.003,96

38.310,33

2.

Zona 2

32.179,04

31.741,66

63.920,69

3.

Zona 3

227.617,17

396,51

228.013,68

4.

Zona 4

42.893,72

1.600,59

44.494,31

TOTAL

320.996,29

53.742,72

374.739,01

(Data Primer, 2023).


Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda untuk pohon berturut-turut sebesar 504.422,75 kg/tahun dan 320.996,29 kg/tahun. Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO di RTH Taman Cerdas Kota Samarinda untuk semak/perdu berturut-turut 84.452,85 kg/tahun dan 53.742,72 kg/tahun. Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO di RTH Taman Cerdas Kota Samarinda berturut-turut sebesar 588.875,59 kg/tahun dan 374.739,01 kg/tahun.

 

Persentase daya serap CO2 dan CO setiap zonanya digambarkan dalam diagram lingkaran berikut.

Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Daya Serap CO2  dan CO Setiap Zona

 

Seperti yang terlihat pada diagram lingkaran, zona 1 merupakan zona yang paling sedikit dalam kontribusi daya serap vegetasi terhadap CO2  dan CO dengan persentase sebesar 10%. Disusul dengan zona 4 dengan persentase sebesar 12% yang tidak berbeda jauh dengan zona 1.  Zona 2 memiliki persentase sebesar 17%. Zona yang memiliki persentase terbesar sebesar 61% dalam daya serap vegetasi terhadap gas CO2  dan CO adalah zona 3.

 

4.3 Perbandingan Daya Serap Vegetasi terhadap Gas CO2  terhadap Beban Emisi Gas Rumah Kaca CO2  yang Dihasilkan Kota Samarinda


Melalui studi literatur, didapatkan prediksi perhitungan GRK CO2 Kota Samarinda tahun 2023 yang didasarkan dengan data faktual tahun 2014 – 2018. Prediksi perhitungan GRK CO2 menggunakan metode BAU. BAU (business as usual) merupakan angka perkiraan tingkat emisi gas rumah kaca pada satu atau dua periode yang akan datang berdasarkan kecenderungan yang berlaku sekarang. Perbandingan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 pada taman cerdas Kota Samarinda dengan prediksi total penghasil emisi GRK tahun 2023, yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.24 Perbandingan Daya Serap CO2 dengan Penghasil Emisi Gas CO2

Daya Serap Vegetasi Terhadap CO2

(ton/tahun)

Total BAU Baseline Emisi GRK
(Ton/tahun)

Selisih

(Ton/tahun)

Persentase Reduksi (%)

588,88

4.921.608,71

4.921.019,83

0,012

 

Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 pada Taman Cerdas Kota Samarinda sebesar 588,88 ton/tahun dan prediksi GRK pada tahun 2023 sebesar 4.921.608,71 ton/tahun. Selisih dari keduanya adalah 4.921.019,83 ton/tahun. Persentase reduksi untuk vegetasi pada Taman Cerdas Kota Samarinda dalam mereduksi beban pencemar Kota Samarinda sebesar 0,012%. Persentase reduksi yang didapatkan sangatlah kecil. Hal ini dikarenakan besarnya penghasil emisi di Kota Samarinda terutama dari bidang energi dan transportasi. Dari data yang telah diperoleh, dapat diasumsikan butuh 8.334 RTH yang serupa daya serapnya dengan Taman Cerdas Kota Samarinda untuk mereduksi secara penuh beban emisi gas CO2 yang dihasilkan.

 

 

BAB V

KESIMPULAN

 

 

Dari kajian penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

  1. Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda untuk pohon sebesar 504.422,75 kg/tahun atau 504,42 ton/tahun. Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 untuk semak/perdu sebesar 84.452,85 kg/tahun atau 84,45 ton/tahun. Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 sebesar 588.875,59 kg/tahun atau 588,88 ton/tahun.
  2. Daya serap vegetasi terhadap gas CO pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda untuk pohon sebesar 320.996,29 kg/tahun atau 321 ton/tahun. Daya serap vegetasi terhadap gas CO untuk semak/perdu sebesar 53.742,72 kg/tahun atau 53,74 ton/tahun. Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 sebesar 374.739,01 kg/tahun atau 374,74 ton/tahun.
  3. Prediksi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2023 Kota Samarinda sebesar 4.921.608,71 ton/tahun. Perbandingan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan GRK Kota Samarinda memiliki selisih sebesar 4.921.019,83 ton/tahun. Persentase reduksi untuk vegetasi pada Taman Cerdas Kota Samarinda dalam mereduksi beban pencemar GRK CO2 Kota Samarinda sebesar 0,012 %. Dari data yang telah didapatkan, dapat diasumsikan bahwa butuh 8.334 RTH yang serupa daya serapnya dengan Taman Cerdas Kota Samarinda untuk mereduksi secara penuh beban emisi gas CO2 yang dihasilkan, begitu pula dengan emisi gas CO.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

  1. Amiroh, K., 2019, Analisis Kualitas Udara untuk Monitoring Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan, Vol. 04, No. 01, Institut Teknologi Telkom, Surabaya.
  2. Audu, Y., dan Linatoc, A. C., 2017, Inventory and Assessment of Carbon Storage Capacity of Non-Timber Plants in Universiti Tun Husein Onn Malaysia, Main Campus, Batu Pahat, Johor Malaysia, Journal of Science and Technology, Vol. 09, No. 04, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, Johor.
  3. Daba, M., 2016, Miracle Tree: A Review on Multi-purposes of Moringa oleifera and Its Implication for Climate Change Mitigation, Journal of Earth Science & Climatic Change, Vol. 07, No. 08, Oromia Agriculture Research Institutes, Oromia.
  4. Dahlan, E., 2004, Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota, IPB Press, Bogor.
  5. Danarto, S. A., dan Yulistyarini, T., 2019, Seleksi Tumbuhan Dataran Rendah Kering yang Berpotensi Tinggi dalam Sekuestrasi Karbon untuk Rehabilitasi Kawasan Terdegradasi, Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, Vol. 05, No. 01, UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Purwodadi.
  6. Febriansyah, A. R., Ergantara, R. I., dan Nasoetion, P., 2022, Daya Serap CO2 Tanaman Pengisi Ruang Terbuka Hijau Privat Rumah Besar Perumahan Springhill dan Citra Mas di Kelurahan Kemiling Permai, Jurnal Rekayasa Teknologi dan Sains, Vol. 06, No. 01, Universitas Malahayati, Bandar Lampung.
  7. Golovatzkaya, E. A., dan Dyukarev, E. A., 2008, Carbon budget of oligotrophic mire sites in the Southern Taiga of Western Siberi, Plant Soil, Vol. 315, No. 01, Institute of Monitoring of Climatic and Ecological Systems, Tomsk.
  8. Hidayat, M. Mukarramah, L., dan Zahara, L., 2021, Inventarisasi dan Pola Distribusi Vegetasi Pohon di Kawasan Wisata Pucoek Krueng Raba Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, Jurnal Nasional Biotik, Vol. 09, No. 02, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh.
  9. Hidayati, N., Mansur, M., dan Juhaeti T., 2013, Variasi Serapan Karbondioksida (CO2) Jenis-Jenis Pohon di “Ecopark”, Cibinong dan Kaitannya dengan Potensi Mitigasi Gas Rumah Kaca, Buletin Kebun Raya, Vol. 16, No. 01, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor.
  10. Indonesia, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang, Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4725, Sekretariat Negara, Jakarta. 
  11. Karyati., Syahrinudin., Diana, R., 2020, Emisi Gas Rumah Kaca Samarinda Tantangan dan Peluang Mitigasi, Mulawarman University Press, Samarinda.
  12. Maridi, Saputra, A., dan Agustina, P., 2015, Analisis Struktur Vegetasi di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, Bioedukasi, Vol. 08, No.01, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
  13. Nightat, F., Mahmooduzzafar, dan Iqbal, M., 2000, Stomatal Conductance, Photosynthetic Rate, and Pigment Content in Ruellia tuberosa Leaves as Affected by Coal-Smoke Pollution, Biologia Plantarum, Vol. 43, No. 02, Department of Botany, New Delhi.
  14. Nurdjanah, N., 2014, Emisi CO2 Akibat Kendaraan Bermotor di Kota Denpasar, Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Vol. 16, No. 01, Puslitbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian, Jakarta.
  15. Pratama, Y. M., 2021, Analisis Determinan Pengungkapan Emisi Karbon di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 33, No. 02, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
  16. Putri H. A. H., dkk., 2022, Analisis Keanekaragaman Vegetasi Semak & Perdu di Kawasan Bukit Waruwangi Kabupaten Serang Banten Sebagai Sumber Belajar Biologi, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi, Vol. 08, No. 01, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
  17. Roshinta, R.R., dan Mangkoedihardjo, S., 2016, Analisis Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Penyerap Emisi Gas Karbon Dioksida (CO2) pada Kawasan Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, Jurnal Teknis ITS, Vol. 05, No. 02, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
  18. Samsudi., 2010, Ruang Terbuka Hijau Kebutuhan Tata Ruang Perkotaan Kota Surakarta, Journal of Rural and Development, Vol. 01, No. 01,  Universitas Sebelas Maret, Surabaya.
  19. Sarasidehe, P. G., Jati, D. R., dan Jumiati, 2022, Analisis Kemampuan Vegetasi pada Ruang Terbuka Hijau dalam Menyerap Emisi CO2 Kendaraan Bermotor di Area Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan, Vol. 06, No.03, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
  20. Sudarti, Yushardi, dan Kasanah, N., 2022, Analisis Potensi Emisi CO2 Oleh Berbagai Jenis Kendaraan Bermotor di Jalan Raya Kemantren Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Vol. 09, No. 02, Universitas Jember, Jember.
  21. Thakur, N. S., Gupta, N. K., dan Gupta, B., 2011, Biomass, Carbon Stocks and CO2 Removal by Shrubs Under Different Agroforestry Systems in Western Himalaya, Indian Journal of Ecology, Vol. 38, No. 01, Dr .YS Parmar University of Horticulture & Forestry, Himachal Pradesh.
  22. Yulianti, S., 2014, Analisis Konsentrasi Gas Karbon Monoksida (CO) pada Ruas Jalan Gajah Mada Pontianak, Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol. 02, No. 01, Universitas Tanjungpura, Pontianak.

 

 

 

LAMPIRAN

 

 

Gambar 1.    Dilakukan Pengukuran Luas Lokasi Penelitian.

 

Gambar 2.    Diidentifikasi Vegetasi tiap Zona Penelitian. 


Gambar 3.    Dihitung Jumlah Vegetasi tiap Zona Penelitian.

 

Gambar 4.    Dicatat Spesies Tanaman dan Jumlahnya.



 



 





 

 

  

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Air Permukaan di Sekitar Area TPA Bukit Pinang Samarinda

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan karunia-Nya berupa rahmat, sehingga penyusunan Kajian oleh Departemen Kajian dan Penelitian Lingkungan Hidup (KPLH) yang berjudul “Kajian Air Permukaan di Sekitar Area TPA Bukit Pinang Samarinda” dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan Kajian ini dilaksanakan berdasarkan isu lingkungan yang ada serta berlandaskan pada Program Kerja Departemen KPLH Himateli Unmul pada periode 2017/2018. Pada penyusunan kajian ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penulisan. Penulis menyadari dalam penyusunan kajian ini masih belum sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan kajian selanjutnya. Penulis berharap kajian ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Samarinda,

KUALITAS KASGOT PADA PERKEMBANGBIAKAN MAGGOT DALAM BENTUK PAKAN SAMPAH ORGANIK

1.       PENDAHULUAN Timbulan sampah meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pola konsumsi manusia. Sampah merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas alam maupun manusia yang belum memiliki nilai ekonomis. Tidak dapat dipungkiri, sampah akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Dalam upaya penanganan permasalahan sampah diperlukan adanya kerjasama yang nyata antara pemerintah dan masyarakat demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan nyaman yang didambakan bersama. Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2012 memberikan arahan agar pengelolaan sampah dengan paradigma kumpul angkut buang berubah menjadi model pengelolaan sampah yang didasari dengan pengurangan dan penanganan sampah di sumber. Pola pikir masyarakat diarahkan pada kegiatan pengurangan sampah dan penanganannya (Auliani, 2021) .   Menurut data Badan Pusat Statistik Kota Samarinda tahun 2021 tercatat sampah yang terangkut sebesar 661,740.00 kg, dengan persentase

Analisis Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Taman Cerdas Kota Samarinda Berdasarkan Temperature Humidity Index

   KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya maka laporan kajian dan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda Berdasarkan Temperature Humidity Index (THI)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan kajian dan penelitian ini disusun sebagai bentuk pemenuhan salah satu program kerja HIMATELI UNMUL yaitu pelaksanaan kajian dan penelitian berbasis lingkungan hidup, dimana dalam laporan ini dijelaskan secara lengkap dan terperinci mengenai  hal-hal yang mengenai tentang bagaimana suhu dan kelembapan udara di Taman Cerdas Kota Samarinda serta tingkat kenyamanan pada lokasi penelitian berdasarkan THI. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kajian dan Penelitian ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan, hal tersebut tidak lepas karena keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu,