Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
maka laporan kajian dan penelitian yang berjudul “Analisis Daya Serap Vegetasi
Terhadap Gas CO2 dan
CO pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda” ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Laporan
kajian dan penelitian ini disusun sebagai bentuk pemenuhan salah satu program
kerja HIMATELI UNMUL yaitu pelaksanaan kajian dan penelitian berbasis
lingkungan hidup, dimana dalam laporan ini dijelaskan secara lengkap dan
terperinci mengenai hal-hal yang mengenai tentang daya serap gas CO2 dan CO vegetasi yang ada pada lokasi
penelitian, yaitu Ruang Terbuka Hijau Taman Cerdas Kota Samarinda.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kajian dan Penelitian ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan, hal
tersebut tidak lepas karena keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan
penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
laporan ini lebih lanjut dari berbagai pihak.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fahrizal Adnan
S.T., M.Sc. selaku dosen Pembina HIMATELI UNMUL, Arizaldi Jamayan Rifani selaku
Ketua Himpunan HIMATELI UNMUL, Mutiara Asih selaku Kepala Departemen Kajian dan
Penelitian Lingkungan Hidup, dan kader HIMATELI UNMUL khususnya angkatan 2021
dan 2022 yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
penyusunan laporan kajian dan penelitian ini.
Samarinda,
20 Juli 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gas karbondioksida (CO2) dan karbon monoksida
(CO) merupakan emisi yang dihasilkan kendaraan bermotor terhadap kualitas
udara. Kendaraan bermotor merupakan salah satu penyumbang emisi gas terbesar
untuk daerah perkotaan. Kendaraan bermotor umumnya menyumbang sekitar 50 – 60%
emisi gas, terutama kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin
dan diesel. Tingginya jumlah kendaraan bermotor dan pola transportasi pada
suatu kota yang menyebabkan tingginya kandungan emisi udara tersebut. Emisi gas
ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, iritasi
mata dan tenggorokan, serta peningkatan, serta peningkatan risiko penyakit
jangka panjang seperti kanker paru-paru.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) memainkan peran penting dalam menurunkan emisi
gas dan meningkatkan kualitas udara perkotaan. RTH mencakup taman, kebun, taman
kota, dan area hijau lainnya yang ada di kota. Tanaman yang ditanam dalam
daerah RTH memiliki kemampuan untuk menyerap sejumlah besar karbon dioksida (CO2) melalui proses fotosintesis, sehingga mengurangi konsentrasi gas rumah
kaca di udara. Selain itu, tumbuhan juga dapat menangkap partikel-partikel
polutan udara, seperti debu dan polutan kimia, sehingga membersihkan udara.
Keberadaan RTH yang memadai di perkotaan membantu mengurangi emisi gas dan
memperbaiki kualitas udara bagi penduduk kota.
Kemampuan daya serap emisi karbon oleh tanaman pada Ruang Terbuka Hijau
bergantung pada jenis tanaman itu sendiri serta jumlah tanaman dan densitasnya.
Tanaman memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap karbon. Beberapa
jenis tanaman seperti pohon dan semak, cenderung memiliki kemampuan yang lebih
besar dibanding tanaman seperti rerumputan karena perbedaan ukuran daun.
Kepadatan tanaman juga memengaruhi kemampuan daya serap karbon dimana semakin
padat tanaman pada suatu daerah, semakin besar pula potensi penyerapan
karbonnya.
Oleh karena itu, Laporan Kajian dan Penelitian tentang Analisis Daya
Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda bertujuan untuk mengetahui daya
serap CO2 pohon, semak/perdu, dan total di Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda. Mengetahui daya serap gas CO
pohon, semak/perdu, dan total di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota
Samarinda. Mengetahui perbandingan daya serap vegetasi CO2 dan beban emisi CO2 Kota Samarinda di
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada Laporan Kajian dan Penelitian tentang Analisis
Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda, yaitu:
- Mengetahui daya
serap CO2 pohon,
semak/perdu, dan total di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota
Samarinda.
- Mengetahui daya
serap CO pohon, semak/perdu, dan total di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman
Cerdas Kota Samarinda.
- Mengetahui
perbandingan daya serap vegetasi CO2 dan beban emisi CO2 Kota Samarinda
di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Emisi CO2 dan CO
Kendaraan bermotor merupakan faktor penyumbang polusi udara yang berperan tinggi. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60% – 70%. Salah satu polutan yang dihasilkan kendaraan bermotor adalah CO2. Gas CO2 tergolong pencemar primer dimana emisi yang dihasilkan berasal dari pembakaran bahan bakar. Peningkatan penggunaan kendaraan bermotor akan dibarengi dengan peningkatan emisi gas CO2 yang menyebabkan polusi udara yang semakin memburuk (Sudarti dkk, 2022).
Karbon Monoksida (CO) adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau
dan juga tidak berasa. Sebagian besar gas CO berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil berupa gas buangan. Gas CO merupakan salah satu penyumbang
pencemaran udara yang berasal dari sektor transportasi akibat dari buangan
pembakaran mesin yang kurang sempurna. Sama halnya dengan emisi CO2, yang dimana tingginya kepadatan kendaraan di suatu wilayah akan
mengakibatkan tingginya pencemaran CO pada daerah tersebut. Konsentrasi O di
udara per waktu dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktivitas
kendaraan bermotor (Yulianti, 2014).
2.2 Dampak Gas CO2 dan CO
Gas CO dan CO2 yang ada pada udara
apabila melebihi batas dapat menyebabkan racun pada tubuh. Gas CO dapat membuat
seseorang yang memiliki gangguan pernapasan akan menjadi sesak nafas. Hal
tersebut dikarenakan oksigen yang seharusnya dialirkan oleh hemoglobin ke
seluruh tubuh tidak dapat dialirkan karena hemoglobin yang seharusnya mengikat
oksigen dan dialirkan ke seluruh tubuh menjadi mengikat gas CO. Gas CO pada
dasarnya akan lebih mudah diikat oleh hemoglobin daripada oksigen yang
dibutuhkan oleh tubuh. Sedangkan pada seseorang yang mengalami gangguan
pernapasan apabila terpapar gas CO2 berlebihan akan
mengalami pusing dan sesak napas (Amiroh, 2019).
Gas rumah kaca terdiri dari beberapa unsur yang salah satunya merupakan karbondioksida
(CO2). Emisi karbon muncul karena
aktivitas-aktivitas manusia, terutama yang berkaitan dengan bahan bakar fosil.
Pembakaran bahan bakar fosil akan menghasilkan karbondioksida dan gas rumah
kaca lainnya yang meningkatkan dampak rumah kaca atau greenhouse effect.
Gas rumah kaca merupakan gas udara di atas lapisan permukaan bumi yang
berfungsi sebagai penahan sebagian panas matahari di atas permukaan bumi. Bumi
menyerap sebagian gas-gas rumah kaca ini secara alami. Gas rumah kaca mampu
menjaga agar iklim menjadi stabil sehingga suhu di bumi mampu berada pada
tingkat yang layak untuk dihuni. Akan tetapi, peningkatan emisi gas rumah kaca
dalam jumlah yang signifikan menimbulkan pemanasan global (Pratama, 2021).
2.3 Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang atau jalur atau
mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka
hijau adalah suatu ruang terbuka yang kawasannya didominasi oleh vegetasi baik
itu pepohonan, semak, rumput-rumputan, serta vegetasi penutup tanah
lainnya. Kawasan ini didirikan berdasarkan kebutuhan dan peruntukkan dalam
wilayah tersebut. Tidak hanya untuk menjaga dan menyeimbangkan kondisi lingkungan
atau ekosistem sekitarnya, tetapi juga menyediakan tempat untuk melakukan
aktivitas sosial yang memadukan dengan estetika alam (Undang-Undang Nomor 26,
2007).
Menurut Samsudi (2010),
ada beberapa fungsi dari RTH, yaitu:
- Fungsi ekologis; RTH
diharapkan dapat memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas air tanah,
mencegah terjadinya banjir, mengurangi polusi udara, dan pendukung dalam
pengaturan iklim mikro.
- Fungsi sosial
budaya, RTH diharapkan dapat berperan terciptanya ruang untuk interaksi
sosial, sarana rekreasi, dan sebagai penanda (landmark)
kawasan.
- Fungsi ekonomi, RTH
diharapkan dapat berperan sebagai pengembangan sarana wisata hijau
perkotaan, sehingga menarik minat masyarakat/ wisatawan untuk berkunjung
ke suatu kawasan, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
kegiatan ekonomi
- Fungsi
arsitektural/estetika, RTH diharapkan dapat meningkatkan nilai keindahan
dan kenyamanan kawasan, melalui keberadaan taman, dan jalur hijau
2.4 Vegetasi dan
Jenis-Jenisnya
Vegetasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari sekelompok
besar tumbuhan yang tumbuh dan menghuni suatu wilayah. Vegetasi juga
didefinisikan sebagai keseluruhan tumbuhan dari suatu area yang berfungsi
sebagai area penutup lahan, yang terdiri dari beberapa jenis seperti herba,
perdu, pohon, yang hidup bersama-sama pada suatu tempat dan saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain, serta lingkungannya dan memberikan kenampakan
luar vegetasi. Vegetasi memegang peran penting pada banyak proses yang berlangsung
di ekosistem, yaitu sebagai penyimpanan dan daur nutrisi, sebagai penyimpanan
karbon, purifikasi air, dan untuk keseimbangan dan penyebaran komponen penting
penyusun ekosistem seperti detrivor, polinator, parasit, dan predator (Maridi
dkk, 2015).
Pohon merupakan komponen biotik penyusun vegetasi yang memiliki manfaat
yang sangat luas. Vegetasi pohon adalah tumbuh-tumbuhan berkayu yang mempunyai
suatu batang pokok yang jelas serta tajuk yang kurang lebih bentuknya jelas
yang biasanya mencapai tidak kurang dari 8 kaki. Selama masa hidupnya pohon
sampai mencapai umur fisik, akan melewati berbagai tingkat kehidupan yang
sehubungan dengan ukuran tinggi da diameter batangnya. Salah satu pengukuran
pada pohon adalah pengukuran volume suatu pohon yang merupakan parameter pohon
(Hidayat dkk, 2021).
Salah satu jenis vegetasi ialah vegetasi berupa semak dan perdu.
Tumbuhan semak merupakan jenis tumbuhan berpostur paling rendah dibandingkan
perdu dan pohon. Tumbuhan perdu adalah tumbuhan berkayu yang memiliki
cabang-cabang yang sangat banyak dan tidak tergolong tumbuhan semusim. Tinggi
tumbuhan perdu hanya mencapai kurang dari 6 meter dan sebagian besar memiliki
percabangan yang banyak di dekat batang utamanya (Putri dkk, 2022).
2.5 Daya Serap Karbon
oleh Vegetasi
Tumbuhan dapat menyerap karbon di udara melalui proses fotosintesis.
Fotosintesis merupakan pembentukan karbohidrat dari gas CO2 di atmosfer dan molekul air dari tanah dengan bantuan cahaya
matahari dan klorofil. Daya serap CO2 per satuan waktu
setiap tanaman berbeda, bergantung pada jenis tanaman itu sendiri, terutama
pada morfologi daunnya. Pada tanaman yang dapat hidup di lingkungan dengan
intensitas cahaya rendah, daun akan berukuran lebih besar, lebih tipis, ukuran
stomata lebih besar, jumlah daun sedikit, dan ruang antar sel lebih besar
(Dahlan, 2004).
Laju fotosintesis antar jenis tumbuhan dan antar habitat berbeda.
Tanaman yang tumbuh cepat memiliki laju fotosintesis yang tinggi, tetapi tidak
berarti bahwa tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi selalu tumbuh cepat.
Tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi mampu menyerap CO2 dalam jumlah lebih banyak dibanding tumbuhan dengan laju
fotosintesis rendah. Tumbuhan pohon memiliki kapasitas fotosintesis yang
tergolong rendah (jenis-jenis pohon di negara empat musim). Variasi dari
kapasitas fotosintesis ini selain dipengaruhi oleh faktor internal juga
eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi fotosintesis termasuk cahaya,
konsentrasi CO2 di udara, suhu, ketersediaan air dan hara
(Hidayati dkk, 2013).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Penelitian
Kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap
Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Taman Cerdas Kota Samarinda ini dilakukan pada tanggal 11 Mei 2023 pukul
09.00 – 11.00 WITA di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas, Jalan Mayor
Jendral S. Parman, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota
Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Selain menjadi RTH, Taman Cerdas juga berperan
sebagai tempat wisata karena memiliki fasilitas untuk bersantai, bermain, dan
berolahraga. Luas total dari lokasi penelitian sebesar 4.277,09 m2. Koordinat
pada lokasi penelitian pada posisi 1° 31' 27'' LS dan 117° 9' 0'' BT.
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
3.2 Metode Pengumpulan
Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk analisis data mengenai
Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda
yaitu data primer berupa jenis dan jumlah vegetasi yang ada di lokasi
penelitian. Jenis vegetasi diidentifikasi dengan menggunakan aplikasi google
lens. Jenis vegetasi dibedakan menjadi dua, yaitu jenis pohon dan jenis
semak/perdu. Vegetasi berjenis pohon dibedakan menjadi 4
jenis, yaitu:
- Semai, yaitu tinggi
pohon < 1,5 m.
- Pancang : tinggi > 1,5 m, diameter
<10 cm;
- Tiang : Diameter 10 – 19 cm;
- Pohon : Diameter >20 cm;
3.3 Teknik Analisis Data
Kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap
Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Taman Cerdas Kota Samarinda menggunakan studi literatur dan rumus konversi
satuan. Penggunaan rumus konversi didasarkan dengan data yang variatif sehingga
perlu sebuah angka konkrit untuk mengubah satuan yang didapatkan menjadi satuan
yang diinginkan (kg/pohon/tahun).
3.3.1 Daya Serap Karbon
Dioksida (CO2)
Kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap
Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Taman Cerdas Kota Samarinda untuk mencari daya serap karbon dioksida (CO2) menggunakan metode studi literatur, yaitu mencari nilai daya serap
vegetasi terhadap gas CO2 pada jurnal ataupun
buku (data sekunder). Dikarenakan data daya serap vegetasi berjenis semak/perdu
sangat sulit untuk ditemukan, maka semak/perdu yang tidak ditemukan daya
serapnya terhadap gas CO2 akan memakai salah
satu nilai daya serap gas CO2 yang ditemukan pada
studi literatur.
Data daya serap CO2 yang menggunakan satuan μ mol/m2/detik, dapat dikonversi ke satuan
kg/tanaman/tahun menggunakan rumus:
CO2 (kg/tanaman/tahun) = CO2 (μ mol/m2/detik) × 1,388 × n………..(3.1)
Keterangan :
CO2 = Daya Serap Vegetasi
terhadap CO2
1,388 = Satuan Konversi μ mol/m2/detik ke
kg/m2/tahun
n = Jumlah jenis
vegetasi per 1 m2 (Semak/perdu = 16 dan pohon = 1)
Data daya serap CO2 yang menggunakan satuan mg/m2/jam, dapat dikonversi ke satuan
kg/tanaman/tahun menggunakan rumus:
CO2 (kg/tanaman/tahun) = CO2 (mg/m2/jam) × 0,009 × n………..(3.1)
Keterangan :
CO2 = Daya Serap Vegetasi
terhadap CO2
0,009 = Satuan Konversi mg/m2/jam ke
kg/m2/tahun
n = Jumlah jenis
vegetasi per 1 m2 (Semak/perdu = 16 dan pohon = 1)
Untuk mengetahui daya
serap CO2 jika diketahui cadangan karbon (C-stock)
vegetasi, dapat menggunakan rumus:
CO2 (kg/tanaman/tahun) = C-Stock ×
3,670………..(3.1)
Keterangan :
CO2 = Daya Serap Vegetasi
terhadap CO2
C-Stock =
Satuan Konversi cadangan karbon ke daya serap CO2
(Thakur dkk, 2011).
3.3.2 Daya Serap Karbon Monoksida (CO)
Perhitungan daya serap karbon monoksida (CO) dapat dilakukan dengan
menggunakan metode konversi. Rumus konversi dari karbon dioksida (CO2) ke karbon monoksida (CO), yaitu sebagai berikut:
M CO
= M CO2 / Mr CO2 × Mr CO………………………………(1)
Keterangan :
- M CO2
=
Daya Serap Beban CO2 (kg/tanaman/tahun)
- M CO =
Daya Serap Beban CO (kg/tanaman/tahun)
- Mr CO2 = Massa relatif CO2 =
44 gram/mol
- M CO =
Massa relatif CO = 28 gram/mol
(Sarasidehe dkk, 2022).
3.3.3 Total Daya Serap Vegetasi CO2 dan CO
Perhitungan total daya
serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑Ex tanaman = Ex × n tanaman……………………..(2)
Keterangan :
- ∑Ex tanaman = Total Daya Serap Gas X tanaman
(kg/tanaman/tahun)
- Ex = Daya Serap Beban Gas X
(kg/tanaman/tahun)
- n tanaman = Jumlah
tanaman (tanaman)
3.4 Alat
Alat yang diperlukan dalam kajian penelitian tentang Analisis Daya Serap
Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota
Samarinda , yaitu sebagai berikut :
- Meteran
- GPS
- Google Lens
- Alat Tulis
3.5 Prosedur Analisis
3.5.1 Prosedur Pembagian Zona Penelitian
Prosedur pembagian zona penelitian, yaitu
sebagai berikut:
- Disiapkan alat dan bahan.
- Diukur ukuran taman
menggunakan meteran.
- Dibagi zona menjadi
4 zona berdasarkan hasil pengukuran.
- Ditentukan titik
tengah pengukuran setiap zona.
- Diukur titik
koordinat pada titik tengah lokasi menggunakan GPS.
- Didokumentasikan kegiatan penelitian.
3.5.2 Prosedur Identifikasi Spesies Vegetasi
Prosedur Identifikasi
Vegetasi, yaitu sebagai berikut:
- Disiapkan google
lens dan alat tulis.
- Diamati seluruh
tanaman pohon berjenis semai, pancang, tiang, dan pohon pada plot
pengamatan yang telah dibagi.
- Diamati seluruh
vegetasi berjenis semak dan perdu pada plot pengamatan
yang telah dibagi.
- Diidentifikasi
seluruh jenis vegetasi menggunakan aplikasi google lens di
handphone.
- Dihitung jumlah
tanaman yang ada pada plot pengamatan.
- Didokumentasikan kegiatan penelitian.
3.5.3 Prosedur Identifikasi Daya Serap
Vegetasi Terhadap CO2 dan CO
Prosedur
Identifikasi Daya Serap Vegetasi Terhadap CO2 dan CO, yaitu sebagai berikut:
- Diidentifikasi daya
serap CO2 vegetasi dengan studi literatur.
- Dilakukan perhitungan daya serap CO serta total daya serap vegetasi
terhadap gas CO2 dan CO.
- Didokumentasikan kegiatan penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Lokasi
Penelitian
Kajian
penelitian tentang Analisis Daya Serap Vegetasi Terhadap Gas CO2 dan CO Pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas, Jalan Mayor Jendral S. Parman, Kelurahan
Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan
Timur. Kondisi pada lokasi penelitian yaitu sangat rindang dan asri dikarenakan
banyaknya vegetasi yang ditanam di Taman Cerdas. Vegetasi yang menutupi RTH ini
membuat cuaca yang panas dapat diminimalisir. Namun di lokasi penelitian tidak
ada tempat yang memiliki atap seperti gazebo, kursi payung, dan lain sebagainya
yang membuat sulitnya mencari tempat untuk berteduh jikalau terjadi hujan yang
sangat deras.
Gambar 4.1 Taman Cerdas Kota Samarinda
Gambar 4.2 Zona 1 Lokasi Penelitian
Gambar 4.4 Zona 3 Lokasi Penelitian
Gambar 4.5
Zona 4 Lokasi Penelitian
4.2 Hasil Pengamatan dan
Perhitungan
4.2.1 Hasil Pengamatan
Vegetasi serta Daya Serap CO2 dan CO pada Zona 1
Daya serap
vegetasi terhadap gas CO2 dan CO yang tidak ditemukan datanya akan disamakan dengan nilai
daya serap spesies tanaman sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis)
untuk tanaman semak/perdu. Perhitungan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO beserta total daya serap masing-masing spesies vegetasi
dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Total Daya Serap Vegetasi Pohon Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 1
No. |
Spesies
Tanaman |
Jumlah |
CO2 |
CO (kg/veg/thn) |
Total CO2 |
Total CO (kg/tahun) |
1. |
Trembesi
(Samanea saman) |
1 |
28.488,40 |
18.128,98 |
28.488,40 |
18.128,98 |
2. |
Kelapa dataran tinggi (Beccariophoenix alfredii) |
2 |
0,55 |
0,35 |
1,1 |
0,700 |
3. |
Acmena (Acmena
acuminatissima) |
9 |
18,24 |
11,607 |
164,160 |
104,465 |
4. |
Ketapang
kencana (Terminalia mantaly) |
3 |
23,48 |
14,94 |
70,44 |
44,825 |
5. |
Kelor (Moringa
oleifera) |
3 |
14,35 |
9,13 |
43,05 |
27,395 |
TOTAL |
28.767,15 |
18.306,37 |
(Data Primer, 2023).
Tabel 4.2 Total Daya Serap Vegetasi
Semak/Perdu Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 1
No. |
Spesies
Tanaman |
Jumlah |
CO2 |
CO (kg/veg/thn) |
Total CO2 |
Total CO (kg/tahun) |
1. |
Hanjuang
(Cordyline fruticosa) |
40 |
0,425 |
0,271 |
17,009 |
10,824 |
2. |
Dracena tricolor merah (Dracena marginata colorama red) |
20 |
0,39 |
0,248 |
7,800 |
4,964 |
3. |
Sambang
darah (Excoeraria cochinchhinensis) |
25 |
1,14 |
0,725 |
28,5 |
18,136 |
4. |
Rumput
gajah (Ennisetum purpureum) |
500 |
61,95 |
39,423 |
30.975 |
19.711,36 |
5. |
Sri
rejeki (Dieffanbachia seguine) |
3 |
0,91 |
0,579 |
2,73 |
1,737 |
6. |
Kucai
mini (Carex morrowii) |
200 |
0,048 |
0,031 |
9,6 |
6,109 |
7. |
Kencana (Ruellia
simplex) |
100 |
0,704 |
0,448 |
70,4 |
44,8 |
8. |
Gandarusa
(Justicia gendarussa) |
15 |
1,14 |
0,725 |
17,1 |
10,882 |
9. |
Rombusa
mini (Tabernaemontana corymbosa) |
5 |
1,14 |
0,725 |
5,7 |
3,627 |
10. |
Senggani
(Melastoma affine) |
1 |
1,14 |
0,725 |
1,14 |
0,725 |
11. |
Lili
Paris (Chlorophytum comosum) |
100 |
1,14 |
0,725 |
114 |
72,545 |
12. |
Kendal (Cordia
dichotoma) |
2 |
1,14 |
0,725 |
2,28 |
1,451 |
13. |
Bunga
pukul 8 (Turnera Ulmifolia) |
20 |
1,14 |
0,725 |
22,8 |
14,509 |
14. |
Paku-pakuan
(Polypodiophyta) |
35 |
1,14 |
0,725 |
39,9 |
25,391 |
15. |
Krokot merah (Portulaca oleracea L.) |
20 |
1,14 |
0,725 |
22,8 |
14,509 |
16. |
Zebrakraut
(Tradescantia zebrina) |
45 |
1,14 |
0,725 |
51,3 |
32,645 |
17. |
Bunga
cendrawasih (Stelitzia reginae) |
6 |
1,14 |
0,725 |
6,84 |
4,353 |
18. |
Bunga
tasbih (Canna lily) |
5 |
1,14 |
0,725 |
5,7 |
3,627 |
19. |
Melati
Jepang (Pseuderanthemum reticulatum) |
30 |
1,14 |
0,725 |
34,2 |
21,764 |
TOTAL |
31.434,799 |
20.033,96 |
(Data Primer, 2023).
Daya serap
vegetasi berjenis pohon terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada pohon trembesi (Samanea saman)
dengan total penyerapan CO2 sebesar 28.488,40 kg/tahun dan gas CO sebesar 18.128,98 kg/tahun.
Daya serap pohon untuk gas CO2 dan CO terendah adalah pohon kelapa dataran tinggi (Beccariophoenix
alfredii) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 1,1 kg/tahun dan 0,7 kg/tahun. Total
daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 28.767,15 kg/tahun dan 18.306,37
kg/tahun.
Daya serap
vegetasi berjenis semak/perdu terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman
rumput gajah (Ennisetum purpureum) dengan total penyerapan CO2 sebesar 30.975 kg/tahun dan CO sebesar
19.711,36 kg/tahun. Daya serap semak/perdu untuk gas CO2 dan CO terendah adalah tanaman senggani
(Melastoma affine) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 1,14
kg/tahun dan 0,725 kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk
gas CO2 dan
CO berturut-turut sebesar 31.434,799 kg/tahun dan 20.003,96 kg/tahun.
4.2.2 Hasil Pengamatan
Vegetasi serta Daya Serap CO2 dan CO pada Zona 2
Daya serap
vegetasi terhadap gas CO2 dan CO yang tidak ditemukan datanya akan disamakan dengan nilai
daya serap spesies tanaman sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis)
untuk tanaman semak/perdu. Perhitungan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO beserta total daya serap masing-masing spesies vegetasi
pada zona 2 dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.3 Total Daya Serap Vegetasi Pohon
terhadap Gas CO2 dan CO Zona 2
No. |
Spesies
Tanaman |
Jumlah |
CO2 |
CO (kg/veg/thn) |
Total CO2 |
Total CO (kg/tahun) |
1. |
Acmena (Acmena
acuminatissima) |
7 |
18,24 |
11,61 |
127,68 |
81,25 |
2. |
Glodokan
tiang (Polyalthia longifolia) |
8 |
6.304,92 |
4.012,22 |
50.439,38 |
32.097,79 |
TOTAL |
50.567,06 |
32.179,04 |
(Data Primer, 2023).
Tabel 4.4 Total Daya Serap Vegetasi
Semak/Perdu Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 2
No. |
Spesies
Tanaman |
Jumlah |
CO2 |
CO (kg/veg/thn) |
Total CO2 |
Total CO (kg/tahun) |
1. |
Hanjuang
(Cordyline fruticosa) |
39 |
0,68 |
0,43 |
26,52 |
16,88 |
2. |
Cacak
gading (Sanchezia speciosa) |
3 |
2,13 |
1,36 |
6,40 |
4,07 |
3. |
Sambang
darah (Excoeraria cochinchhinensis) |
33 |
1,14 |
0,73 |
37,62 |
23,94 |
4. |
Rumput
gajah (Ennisetum purpureum) |
756 |
61,95 |
39,42 |
46.834,20 |
29.803,58 |
5. |
Sri
rejeki (Dieffanbachia seguine) |
6 |
0,91 |
0,58 |
5,46 |
3,47 |
6. |
Tanaman
adam hawa (Tradescanta spathocea) |
10 |
1,18 |
0,75 |
11,80 |
7,51 |
7. |
Kencana (Ruellia
simplex) |
47 |
1,13 |
0,72 |
52,97 |
33,71 |
8. |
Tanaman
kacang hias (Arachis pintai) |
50 |
55,45 |
35,29 |
2.772,54 |
1.764,34 |
9. |
Kluwek (Pangium
Edule) |
7 |
1,14 |
0,73 |
7,98 |
5,08 |
10. |
Chacruna
(Psychotria Virisia) |
16 |
1,14 |
0,73 |
18,24 |
11,61 |
11. |
Bunga
Pukul 8 (Turnera Ulmifolia) |
13 |
1,14 |
0,73 |
14,82 |
9,43 |
12. |
Bunga
cendrawasih (Stelitzia reginae) |
10 |
1,14 |
0,73 |
11,40 |
7,25 |
13. |
Bunga
binca (Vinca major) |
2 |
1,14 |
0,73 |
2,28 |
1,45 |
14. |
Tanaman hias Seberna (Saberna variegata) |
15 |
1,14 |
0,73 |
17,10 |
10,88 |
15. |
Daun ungu
(Graptophyllum pictum) |
16 |
1,14 |
0,73 |
18,24 |
11,61 |
16. |
Wedelia (Sphagneticola
trilobata) |
35 |
1,14 |
0,73 |
39,90 |
25,39 |
17. |
Mondekaki
(Tabernaemontana divaricata) |
2 |
1,14 |
0,73 |
2,28 |
1,45 |
TOTAL |
49.879,75 |
31.741,66 |
Daya serap
vegetasi berjenis pohon terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman glodokan tiang (Polyalthia
longifolia) dengan total penyerapan CO2 sebesar 50.439,38 kg/tahun dan gas CO sebesar 32.097,79 kg/tahun.
Daya serap pohon untuk gas CO2 dan CO terendah adalah pohon acmena (Acmena acuminatissima)
dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 127,68 kg/tahun dan 81,25 kg/tahun.
Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 50.567,06
kg/tahun dan 32.179,04 kg/tahun.
Daya serap
vegetasi berjenis semak/perdu terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman
rumput gajah (Ennisetum purpureum) dengan total penyerapan CO2 sebesar 46.834,20 kg/tahun dan CO
sebesar 29.803,58 kg/tahun. Daya serap semak/perdu untuk gas CO2 dan CO terendah adalah tanaman mondekaki
(Tabernaemontana divaricata) dan bunga vinca (Vinca major) dengan total
penyerapan gas CO2 dan
CO berturut-turut sebesar 2,28 kg/tahun dan 1,45 kg/tahun. Total daya serap
vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 49.879,75 kg/tahun dan 31.741,66
kg/tahun.
4.2.3 Hasil Pengamatan
Vegetasi serta Daya Serap CO2 dan CO pada Zona 3
Daya serap
vegetasi terhadap gas CO2 dan CO yang tidak ditemukan datanya akan disamakan dengan nilai
daya serap spesies tanaman sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis)
untuk tanaman semak/perdu. Perhitungan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO beserta total daya serap masing-masing spesies vegetasi
pada zona 3 dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.5 Total Daya Serap Vegetasi Pohon Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 3
No. |
Spesies
Tanaman |
Jumlah |
CO2 |
CO (kg/veg/thn) |
Total CO2 |
Total CO (kg/tahun) |
1. |
Trembesi
(Samanea saman) |
9 |
28.488,40 |
18.128,98 |
256.395,56 |
163.160,81 |
2. |
Glodokan
tiang (Polyalthia longifolia) |
16 |
6.304,92 |
4.012,22 |
100.878,76 |
64.195,57 |
3. |
Lemonwood
(Pittosporum eugenioides) |
1 |
45,00 |
28,64 |
45,00 |
28,64 |
4. |
Acmena (Acmena
acuminatissima) |
20 |
18,24 |
11,61 |
364,80 |
232,15 |
TOTAL |
357.684,12 |
227.617,17 |
(Data Primer, 2023).
Tabel 4.6 Total Daya Serap Vegetasi
Semak/Perdu Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 3
No. |
Spesies
Tanaman |
Jumlah |
CO2 |
CO (kg/veg/thn) |
Total CO2 |
Total CO (kg/tahun) |
1. |
Hanjuang
(Cordyline fruticosa) |
24 |
0,68 |
0,43 |
16,33 |
10,39 |
2. |
Dracena tricolor merah (Dracena marginata colorama red) |
26 |
0,39 |
0,25 |
10,14 |
6,45 |
3. |
Palem
Jepang (Ptychosperma macarthuri) |
5 |
0,39 |
0,25 |
1,95 |
1,24 |
4. |
Lidah
mertua (Sansevieria trifasciata) |
15 |
4,14 |
2,63 |
62,10 |
39,52 |
5. |
Sambang
darah (Excoeraria cochinchhinensis) |
50 |
1,14 |
0,73 |
57,00 |
36,27 |
6. |
Sri
rejeki (Dieffanbachia seguine) |
3 |
0,91 |
0,58 |
2,73 |
1,74 |
7. |
Kucai
mini (Carex morrowii) |
30 |
0,05 |
0,03 |
1,44 |
0,92 |
8. |
Kencana (Ruellia
simplex) |
200 |
0,70 |
0,45 |
140,80 |
89,60 |
9. |
Bunga
pukul 8 (Turnera Ulmifolia) |
14 |
1,14 |
0,73 |
15,96 |
10,16 |
10. |
Daun ungu
(Graptophyllum pictum) |
20 |
1,14 |
0,73 |
22,80 |
14,51 |
11. |
Wedelia (Sphagneticola
trilobata) |
15 |
1,14 |
0,73 |
17,10 |
10,88 |
12. |
Taiwan
beauty (Cuphea hyssopifolia) |
50 |
1,14 |
0,73 |
57,00 |
36,27 |
13. |
Teh hutan
(Acalypha siamensis) |
100 |
1,14 |
0,73 |
114,00 |
72,55 |
14. |
Pacing
pentul (Costus spicatus) |
16 |
1,14 |
0,73 |
18,24 |
11,61 |
15. |
Bunga
heliconia (Heliconia psittacorum) |
35 |
1,14 |
0,73 |
39,90 |
25,39 |
16. |
Mangkokan
(Polyscias scutellaria) |
5 |
1,14 |
0,73 |
5,70 |
3,63 |
17. |
Pacar Cina
(Aglaia odorata) |
35 |
1,14 |
0,73 |
39,90 |
25,39 |
TOTAL |
623,09 |
396,51 |
(Data Primer, 2023).
Daya serap
vegetasi berjenis pohon terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada pohon trembesi (Samanea saman)
dengan total penyerapan CO2 sebesar 256.395,56 kg/tahun dan gas CO sebesar 163.160,81
kg/tahun. Daya serap pohon untuk gas CO2 dan CO terendah adalah pohon lemonwood (Pittosporum eugenioides)
dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 357.684,12 kg/tahun dan 227.617,17
kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 101.544,95
kg/tahun dan 64.619,51 kg/tahun.
Daya serap
vegetasi berjenis semak/perdu terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman
kencana (Ruellia simplex) dengan total penyerapan CO2 sebesar 140,80 kg/tahun dan CO sebesar
89,60 kg/tahun. Daya serap semak/perdu untuk gas CO2 dan CO terendah adalah kucai mini (Carex
morrowii) dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 1,44 kg/tahun dan 0,92 kg/tahun.
Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 623,09
kg/tahun dan 396,51 kg/tahun.
4.2.4 Hasil Pengamatan
Vegetasi serta Daya Serap CO2 dan CO pada Zona 4
Daya serap
vegetasi terhadap gas CO2 dan CO yang tidak ditemukan datanya akan disamakan dengan nilai
daya serap spesies tanaman sambang darah (Excoeraria cochinchhinensis)
untuk tanaman semak/perdu. Perhitungan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO beserta total daya serap masing-masing spesies vegetasi
pada zona 4 dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Total Daya Serap Vegetasi Pohon
Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 4
No. |
Spesies
Tanaman |
Jumlah |
CO2 |
CO (kg/veg/thn) |
Total CO2 |
Total CO (kg/tahun) |
1. |
Palem
kuning (Dypsis lutescens) |
11 |
0,39 |
0,25 |
4,29 |
2,73 |
2. |
Oenocarpus
(Oenocarpus minor) |
8 |
0,39 |
0,25 |
3,12 |
1,99 |
3. |
Waregu (Rhapis
excelsa) |
24 |
0,39 |
0,25 |
9,36 |
5,96 |
4. |
Palem
putih (Roystonea regia) |
3 |
0,39 |
0,25 |
1,17 |
0,74 |
5. |
Glodokan
tiang (Polyalthia longifolia) |
9 |
6.304,92 |
4.012,22 |
56.744,30 |
36.110,01 |
6. |
Dadap
serep (Erythrina subumbrans) |
5 |
1.445,40 |
919,80 |
7.227,00 |
4.599,00 |
7. |
Pohon
mangga (Mangifera indica) |
1 |
455,17 |
289,65 |
455,17 |
289,65 |
8. |
Tanjung (Mimusops
elengi) |
5 |
592,00 |
376,73 |
2.960,00 |
1.883,64 |
TOTAL |
67.404,42 |
42.893,72 |
(Data
Primer, 2023).
Tabel 4.8 Total Daya Serap Vegetasi
Semak/Perdu Terhadap Gas CO2 dan CO Zona 4
No. |
Spesies
Tanaman |
Jumlah |
CO2 |
CO (kg/veg/thn) |
Total CO2 |
Total CO (kg/tahun) |
1. |
Hanjuang
(Cordyline fruticosa) |
32 |
0,68 |
0,43 |
21,77 |
13,85 |
2. |
Cacak
gading (Sanchezia speciosa) |
11 |
2,13 |
1,36 |
23,45 |
14,92 |
3. |
Sambang
darah (Excoeraria cochinchhinensis) |
91 |
1,14 |
0,73 |
103,74 |
66,02 |
4. |
Sri
rejeki (Dieffanbachia seguine) |
15 |
0,91 |
0,58 |
13,65 |
8,69 |
5. |
Dracena tricolor merah (Dracena marginata colorama red) |
13 |
0,39 |
0,25 |
5,07 |
3,23 |
6. |
Tanaman
adam hawa (Tradescanta spathocea) |
21 |
1,18 |
0,75 |
24,78 |
15,77 |
7. |
Nyanyian dari India (Dracaena reflexa) |
28 |
0,39 |
0,25 |
10,92 |
6,95 |
8. |
Pucuk
merah (Syzygium myrtifolium) |
11 |
123,87 |
78,83 |
1.362,57 |
867,09 |
9. |
Pandan
kuning (Pandanus pygmaeus) |
78 |
0,39 |
0,25 |
30,42 |
19,36 |
10. |
Bunga
pukul 8 (Turnera Ulmifolia) |
122 |
1,14 |
0,73 |
139,08 |
88,51 |
11. |
Daun ungu
(Graptophyllum pictum) |
84 |
1,14 |
0,73 |
95,76 |
60,94 |
12. |
Jukut
pahit (Axonopus compressus) |
600 |
1,14 |
0,73 |
684,00 |
435,27 |
TOTAL |
2.515,21 |
1.600,59 |
(Data Primer, 2023).
Daya serap
vegetasi berjenis pohon terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada pohon glodokan tiang (Polyalthia
longifolia) dengan total penyerapan CO2 sebesar 56.744,30 kg/tahun dan gas CO sebesar 36.110,01 kg/tahun.
Daya serap pohon untuk gas CO2 dan CO terendah adalah pohon palem putih (Roystonea regia)
dengan total penyerapan gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 1,17 kg/tahun dan 0,74
kg/tahun. Total daya serap vegetasi jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 67.404,42
kg/tahun dan 42.893,72 kg/tahun.
Daya serap
vegetasi berjenis semak/perdu terhadap gas CO2 dan CO tertinggi terdapat pada tanaman
pucuk merah (Syzygium myrtifolium) dengan total penyerapan CO2 sebesar 1.362,57 kg/tahun dan CO sebesar
867,09 kg/tahun. Daya serap semak/perdu untuk gas CO2 dan CO terendah adalah dracena tricolor
merah (Dracena marginata colorama red) dengan total penyerapan
gas CO2 dan
CO berturut-turut sebesar 5,07 kg/tahun dan 3,23 kg/tahun. Total daya serap vegetasi
jenis pohon untuk gas CO2 dan CO berturut-turut sebesar 2.515,21 kg/tahun dan 1.600,59
kg/tahun.
4.2.5 Total Daya Serap CO2 dan CO Vegetasi
Total daya
serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda dan
tiap zonanya dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.9 Total Daya Serap Vegetasi Terhadap
Gas CO2
No. |
Zona |
Daya
Serap CO2 (kg/tahun) |
||
Pohon |
Semak/Perdu |
Total |
||
1. |
Zona 1 |
28.767,15 |
31.434,80 |
60.201,95 |
2. |
Zona 2 |
50.567,06 |
49.879,75 |
100.446,80 |
3. |
Zona 3 |
357.684,12 |
623,09 |
358.307,21 |
4. |
Zona 4 |
67.404,42 |
2.515,21 |
69.919,63 |
TOTAL |
504.422,75 |
84.452,85 |
588.875,59 |
(Data Primer, 2023).
Tabel 4.10 Total Daya Serap Vegetasi Terhadap
Gas CO
No. |
Zona |
Daya
Serap CO2 (kg/tahun) |
||
Pohon |
Semak/Perdu |
Total |
||
1. |
Zona 1 |
18.306,37 |
20.003,96 |
38.310,33 |
2. |
Zona 2 |
32.179,04 |
31.741,66 |
63.920,69 |
3. |
Zona 3 |
227.617,17 |
396,51 |
228.013,68 |
4. |
Zona 4 |
42.893,72 |
1.600,59 |
44.494,31 |
TOTAL |
320.996,29 |
53.742,72 |
374.739,01 |
(Data Primer, 2023).
Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda
untuk pohon berturut-turut sebesar 504.422,75 kg/tahun dan 320.996,29 kg/tahun.
Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO di RTH Taman Cerdas Kota Samarinda untuk semak/perdu
berturut-turut 84.452,85 kg/tahun dan 53.742,72 kg/tahun. Total daya serap
vegetasi terhadap gas CO2 dan CO di RTH Taman
Cerdas Kota Samarinda berturut-turut sebesar 588.875,59 kg/tahun dan 374.739,01
kg/tahun.
Persentase daya serap CO2 dan CO setiap
zonanya digambarkan dalam diagram lingkaran berikut.
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Daya Serap CO2 dan CO Setiap Zona
Seperti
yang terlihat pada diagram lingkaran, zona 1 merupakan zona yang paling sedikit
dalam kontribusi daya serap vegetasi terhadap CO2 dan CO dengan persentase sebesar
10%. Disusul dengan zona 4
dengan persentase sebesar 12% yang tidak berbeda jauh dengan zona 1. Zona
2 memiliki persentase sebesar 17%. Zona yang memiliki persentase terbesar
sebesar 61% dalam daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan CO adalah zona 3.
4.3 Perbandingan Daya Serap Vegetasi terhadap Gas CO2 terhadap Beban Emisi Gas Rumah Kaca CO2 yang Dihasilkan Kota Samarinda
Melalui studi literatur, didapatkan prediksi perhitungan GRK CO2 Kota Samarinda tahun 2023 yang didasarkan dengan data faktual tahun 2014 – 2018. Prediksi perhitungan GRK CO2 menggunakan metode BAU. BAU (business as usual) merupakan angka perkiraan tingkat emisi gas rumah kaca pada satu atau dua periode yang akan datang berdasarkan kecenderungan yang berlaku sekarang. Perbandingan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 pada taman cerdas Kota Samarinda dengan prediksi total penghasil emisi GRK tahun 2023, yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.24 Perbandingan Daya Serap CO2 dengan
Penghasil Emisi Gas CO2
Daya
Serap Vegetasi Terhadap CO2 (ton/tahun) |
Total
BAU Baseline Emisi GRK |
Selisih (Ton/tahun) |
Persentase
Reduksi (%) |
588,88 |
4.921.608,71 |
4.921.019,83 |
0,012 |
Daya serap vegetasi terhadap gas CO2 pada Taman Cerdas Kota Samarinda sebesar 588,88 ton/tahun dan prediksi
GRK pada tahun 2023 sebesar 4.921.608,71 ton/tahun. Selisih dari keduanya
adalah 4.921.019,83 ton/tahun. Persentase reduksi untuk vegetasi pada Taman
Cerdas Kota Samarinda dalam mereduksi beban pencemar Kota Samarinda sebesar
0,012%. Persentase reduksi yang didapatkan sangatlah kecil. Hal ini dikarenakan
besarnya penghasil emisi di Kota Samarinda terutama dari bidang energi dan
transportasi. Dari data yang telah diperoleh, dapat diasumsikan butuh 8.334 RTH
yang serupa daya serapnya dengan Taman Cerdas Kota Samarinda untuk mereduksi
secara penuh beban emisi gas CO2 yang dihasilkan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari kajian penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
- Daya serap vegetasi
terhadap gas CO2 pada Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda untuk pohon sebesar
504.422,75 kg/tahun atau 504,42 ton/tahun. Daya serap vegetasi terhadap
gas CO2 untuk
semak/perdu sebesar 84.452,85 kg/tahun atau 84,45 ton/tahun. Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 sebesar 588.875,59 kg/tahun atau
588,88 ton/tahun.
- Daya serap vegetasi terhadap gas CO pada
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda untuk pohon sebesar
320.996,29 kg/tahun atau 321 ton/tahun. Daya serap vegetasi terhadap gas
CO untuk semak/perdu sebesar 53.742,72 kg/tahun atau 53,74 ton/tahun.
Total daya serap vegetasi terhadap gas CO2 sebesar 374.739,01 kg/tahun atau
374,74 ton/tahun.
- Prediksi Gas Rumah
Kaca (GRK) pada tahun 2023 Kota Samarinda sebesar 4.921.608,71 ton/tahun.
Perbandingan daya serap vegetasi terhadap gas CO2 dan GRK Kota Samarinda memiliki selisih sebesar 4.921.019,83
ton/tahun. Persentase reduksi untuk vegetasi pada Taman Cerdas Kota
Samarinda dalam mereduksi beban pencemar GRK CO2 Kota Samarinda sebesar 0,012 %. Dari data yang telah
didapatkan, dapat diasumsikan bahwa butuh 8.334 RTH yang serupa daya
serapnya dengan Taman Cerdas Kota Samarinda untuk mereduksi secara penuh
beban emisi gas CO2 yang
dihasilkan, begitu pula dengan emisi gas CO.
DAFTAR
PUSTAKA
- Amiroh, K., 2019, Analisis
Kualitas Udara untuk Monitoring Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,
Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan, Vol. 04, No. 01,
Institut Teknologi Telkom, Surabaya.
- Audu, Y., dan Linatoc, A. C., 2017, Inventory and
Assessment of Carbon Storage Capacity of Non-Timber Plants in Universiti
Tun Husein Onn Malaysia, Main Campus, Batu Pahat, Johor Malaysia,
Journal of Science and Technology, Vol. 09, No. 04, Universiti Tun Hussein
Onn Malaysia, Johor.
- Daba, M., 2016, Miracle Tree: A Review on Multi-purposes of
Moringa oleifera and Its Implication for Climate Change Mitigation,
Journal of Earth Science & Climatic Change, Vol. 07, No. 08, Oromia
Agriculture Research Institutes, Oromia.
- Dahlan, E.,
2004, Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota, IPB Press,
Bogor.
- Danarto, S. A., dan
Yulistyarini, T., 2019, Seleksi Tumbuhan Dataran Rendah Kering
yang Berpotensi Tinggi dalam Sekuestrasi Karbon untuk Rehabilitasi Kawasan
Terdegradasi, Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, Vol. 05, No. 01, UPT
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Purwodadi.
- Febriansyah, A. R.,
Ergantara, R. I., dan Nasoetion, P., 2022, Daya Serap CO2 Tanaman
Pengisi Ruang Terbuka Hijau Privat Rumah Besar Perumahan Springhill dan
Citra Mas di Kelurahan Kemiling Permai, Jurnal Rekayasa Teknologi dan Sains, Vol.
06, No. 01, Universitas Malahayati, Bandar Lampung.
- Golovatzkaya, E. A., dan Dyukarev, E. A., 2008, Carbon
budget of oligotrophic mire sites in the Southern Taiga of Western Siberi,
Plant Soil, Vol. 315, No. 01, Institute of Monitoring of Climatic and
Ecological Systems, Tomsk.
- Hidayat, M. Mukarramah, L., dan Zahara, L., 2021, Inventarisasi
dan Pola Distribusi Vegetasi Pohon di Kawasan Wisata Pucoek Krueng Raba
Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, Jurnal Nasional Biotik, Vol.
09, No. 02, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh.
- Hidayati, N., Mansur, M., dan Juhaeti T., 2013, Variasi
Serapan Karbondioksida (CO2) Jenis-Jenis Pohon di “Ecopark”, Cibinong dan Kaitannya dengan
Potensi Mitigasi Gas Rumah Kaca, Buletin
Kebun Raya, Vol. 16, No. 01, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor.
- Indonesia, Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang, Lembaran Negara RI Tahun
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4725, Sekretariat Negara,
Jakarta.
- Karyati.,
Syahrinudin., Diana, R., 2020, Emisi Gas Rumah Kaca Samarinda
Tantangan dan Peluang Mitigasi, Mulawarman University Press,
Samarinda.
- Maridi, Saputra, A.,
dan Agustina, P., 2015, Analisis Struktur Vegetasi di Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali, Bioedukasi, Vol. 08, No.01, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
- Nightat, F., Mahmooduzzafar, dan Iqbal, M., 2000, Stomatal
Conductance, Photosynthetic Rate, and Pigment Content in Ruellia tuberosa
Leaves as Affected by Coal-Smoke Pollution, Biologia Plantarum, Vol.
43, No. 02, Department of Botany, New Delhi.
- Nurdjanah, N.,
2014, Emisi CO2 Akibat Kendaraan Bermotor di Kota Denpasar,
Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Vol. 16, No. 01, Puslitbang
Perhubungan Darat dan Perkeretaapian, Jakarta.
- Pratama, Y. M.,
2021, Analisis Determinan Pengungkapan Emisi Karbon di Indonesia,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 33, No. 02, Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta.
- Putri H. A. H.,
dkk., 2022, Analisis Keanekaragaman Vegetasi Semak &
Perdu di Kawasan Bukit Waruwangi Kabupaten Serang Banten Sebagai Sumber
Belajar Biologi, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi, Vol.
08, No. 01, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
- Roshinta, R.R., dan
Mangkoedihardjo, S., 2016, Analisis Kecukupan Ruang Terbuka Hijau
Sebagai Penyerap Emisi Gas Karbon Dioksida (CO2) pada Kawasan Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, Jurnal
Teknis ITS, Vol. 05, No. 02, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
- Samsudi.,
2010, Ruang Terbuka Hijau Kebutuhan Tata Ruang Perkotaan Kota Surakarta,
Journal of Rural and Development, Vol. 01, No. 01, Universitas
Sebelas Maret, Surabaya.
- Sarasidehe, P. G.,
Jati, D. R., dan Jumiati, 2022, Analisis Kemampuan Vegetasi pada
Ruang Terbuka Hijau dalam Menyerap Emisi CO2 Kendaraan Bermotor di Area Kantor
Gubernur Kalimantan Barat, Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan, Vol. 06, No.03, Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
- Sudarti, Yushardi,
dan Kasanah, N., 2022, Analisis Potensi Emisi CO2 Oleh Berbagai
Jenis Kendaraan Bermotor di Jalan Raya Kemantren Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Sumberdaya
Alam dan Lingkungan, Vol. 09, No. 02, Universitas Jember, Jember.
- Thakur, N. S., Gupta, N. K., dan Gupta, B., 2011, Biomass,
Carbon Stocks and CO2 Removal by Shrubs Under Different Agroforestry Systems in
Western Himalaya, Indian Journal of Ecology, Vol. 38, No.
01, Dr .YS Parmar University of Horticulture & Forestry, Himachal
Pradesh.
- Yulianti, S.,
2014, Analisis Konsentrasi Gas Karbon Monoksida (CO) pada Ruas
Jalan Gajah Mada Pontianak, Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah,
Vol. 02, No. 01, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
LAMPIRAN
Gambar 1. Dilakukan
Pengukuran Luas Lokasi Penelitian.
Gambar 2. Diidentifikasi
Vegetasi tiap Zona Penelitian.
Gambar 3. Dihitung
Jumlah Vegetasi tiap Zona Penelitian.
Gambar 4. Dicatat
Spesies Tanaman dan Jumlahnya.
Komentar
Posting Komentar