Langsung ke konten utama

WORLD OZONE DAY

                     WORLD OZONE DAY



MENGENAL LAPISAN OZON

 

Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 20−35 km di atas permukaan bumi yang mengandung molekul-molekul ozon dengan konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil (Sovasakina, 2013).

Kita ketahui juga bahwa lapisan ozon merupakan perisai pelindung bumi yang berada di stratosfer, fungsinya untuk menyerap radiasi ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Tanpa lapisan ozon, semua makhluk yang ada di bumi takkan bisa bertahan hidup.

 

Penyebab penipisan lapisan ozon dapat disebabkan karena:

Ø  Meningkatnya kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya menyebabkan naiknya jumlah konsentrasi pencemaran udara seperti karbon dioksida (CO2), chlorofkuorocarbons (CFCs), dan halons. Ketiga polutan inilah yang menjadi penyebab nomor satu menipisnya lapisan ozon. Pada zaman sekarang, CFC digunakan masyarakat dengan jumlah yang sangat banyak dimana CFC digunakan hampir semua alat-alat pendingin seperti penggunaan freon pada AC, lemari es, selain itu CFC juga digunakan  pada produk penyemprot seperti parfum, insektisida, pembersih kaca, cat, minyak pelumas, halon digunakan pada alat pemadam kebakaran dan masih banyak lagi.

Ø  Banyaknya penggunaan dari CFC dari kegiatan sehari-hari mampu memicu penipisan lapisan ozon yang menyebabkan sinar ultraviolet yang dipancarkan ke bumi tidak lagi tersaring secara semestinya. Akibatnya, terjadilah global warming yaitu memanasnya suhu bumi yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dunia (global climate change). Disamping itu, naiknya temperatur menyebabkan salju di daerah kutub mencair dan curah hujan semakin tinggi yang pada gilirannya menaikkan permukaan air laut yang dapat menenggelamkan negara-negara pantai seperti Indonesia, Singapura, Filipina, Maladewa dan sebagainya.

Terjadinya pemanasan global (global warming) tentunya akan menimbulkan dampak bagi kehidupan di bumi kita, terutama bagi lingkungan tentunya. Berikut beberapa dampak dari penipisan lapisan ozon:

·   Penipisan ozon menyebabkan peningkatan pada radiasi sinar ultraviolet di darat dimana dapat mempengaruhi turunnya kualitas tanaman. Karena daya tahan tanaman tersebut juga lemah, jadi berefek pada jumlah yang dihasilkannya (hasil panen) dan kualitas yang kurang baik (Cahyono, 2010).

·         Merusak imunitas tubuh hewan (Cahyono, 2010).

·      Terjadinya global warming. Inilah akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia. Suhu bumi yang meningkat berdampak pada perubahan iklim yang tidak menentu. CFC berperan dalam terjadinya efek rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu bumi (pemanasan global) (Cahyono, 2010).

·      Radiasi yang tinggi juga mampu mematikan anak-anak ikan, kepiting, dan udang di lautan. Selain itu mengurangi plankton yang menjadi salah satu sumber makanan hewan-hewan laut.

·  Naiknya permukaan laut, menurut Noronha (1991) dalam LAPAN (2010) dampak ekologis/ lingkungan dari naiknya permukaan laut dapat menyebabkan instrusi air laut, evaporasi kolam garam, hilangnya/mengurangnya tanaman pesisir, hilangnya habitat pesisir, berkurangnya lahan yang dapat ditanami, dan hilangnya biomassa non perdagangan.

·       Akibat dari pemanasan global  dan perubahan iklim meyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, naiknya permukaan air laut, banjir, meningkatnya intensitas badai tropis, meningkatnya suhu udara, kekeringan, gelombang panas, kebakaran hutan, dan timbulnya penyakit baru (United Nations Framework Convention on Climate Change, 2007).

 

Ø  Ditengah adanya pendemi covid-19 ternyata menimbulkan efek yang baik pada lapisan ozon.

Dimana sejumlah peneliti melaporkan bila lapisan ozon yang berada di atas benua Antartika mengalami pemulihan. Kondisi ini terjadi karena berkurangnya penggunaan zat kimia chlorofluorocarbon (CFC) secara global, terlebih tak adanya aktivitas industri selama pandemi corona. Menurut laporan dari seorang peneliti di Universitas Colorado Boulder, bernama Antara Banerjee, menyebutkan jika lapisan ozon mengalami pemulihan. Hal ini diketahui berdasarkan data dari pengamatan satelit dan simulasi iklim, terkait temperatur atmosfer, cuaca dan tingkat curah hujan. 

Di sisi lain, berkurangnya aktivitas manusia di luar ruangan selama pandemi COVID-19 berlangsung juga turut memberikan dampak positif bagi bumi. Kualitas udara di berbagai negara seperti China, dan Eropa kian hari menunjukkan pemulihan dari polusi. 

Dimasa pandemi COVID-19, kebijakan social distancing di seluruh dunia membuat manusia mengurangi aktivitas diluar rumah dan banyak industri yang tidak berproduksi, kebijakan ini memberikan dampak positif terhadap lingkungan salah satunya pengurangan polusi udara di bumi. Hal ini terbukti dari lubang ozon bumi yang semakin tertutup menunjukkan bahwa kondisi bumi saat ini mulai membaik.

 

Berikut hal-hal  kecil yang mampu kita lakukan dalam mengurangi penipisan lapisan ozon, yang tentunya mampu menyelamatkan bumi kita.

·   Hindari kegiatan atau penggunaan peralatan yang menghasilkan gas berbahaya bagi lapisan ozon

   Beberapa gas yang paling berbahaya untuk lapisan ozon adalah CFC (klorofluorokarbon), hidrokarbon terhalogenasi, metil bromida, dan dinitrogen oksida. Gas-gas tersebut dihasilkan dari kegiatan sehari-hari ataupun dari beberapa alat yang sering kita gunakan, seperti kulkas, AC, hair spray, pengharum ruangan, pestisida dan masih banyak lagi.

·   Minimalkan penggunaan kendaran

   Pilihan transportasi terbaik adalah sepeda atau berjalan kaki, keduanya tidak meninggalkan jejak karbon. Tapi, jika tidak memungkinkan, gunakanlah transportasi umum untuk mengurangi polusi. Jika Anda terpaksa harus menggunakan mobil pribadi, cobalah siasati dengan cara bergabung bersama orang lain yang searah untuk mengurangi polusi.

·   Jangan gunakan produk pembersih yang berbahaya bagi lingkungan

   Banyak produk pembersih mengandung pelarut dan zat korosif, tetapi Anda dapat mengganti zat berbahaya ini dengan produk tidak beracun seperti cuka atau bikarbonat. Yang alami memang jauh lebih ramah bagi lingkungan.

·   Beli produk lokal

   Dengan cara ini, anda tidak hanya mendapatkan produk segar tetapi juga menghindari mengonsumsi makanan yang menempuh jarak jauh. Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin banyak nitrooksida yang dihasilkan oleh media transportasi yang digunakan untuk mengangkut produk tersebut.

·   Rawat pendingin udara (AC)

   Kegagalan fungsi AC bisa menyebabkan CFC keluar ke atmosfer yang membuat lapisan ozon semakin menipis. Jadi, rutinlah melakukan pembersihan AC setidaknya satu bulan sekali. Dan segera lakukan perbaikan jika terdapat kebocoran.

·   Menanam pepohonan disekitar tempat tinggal/kantor

   Menanam pepohonan disekitar tempat tinggal/kantor selain menyejukkan ruangan sehingga tidak memerlukan AC, juga akan menambah oksigen. Dengan adanya oksigen diudara maka akan terbentuk ozon dan naik ke atmosfer.

·         Mengefisiensi penggunaan alat elektronik

Langkah kecil yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari namun berdampak banyak bagi lapisan ozon. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan penghematan pada saat menggunakan alat elektronik seperti tidak menyalakan lampu pada siang hari, mencabut charge/kabel dari stop kontak jika daya handphone sudah penuh atau tidak digunakan, gunakan AC seperlunya, matikan alat elektronik saat tidur, dan banyak hal lain.

 

 

Mari jaga sama-sama kita jaga lapisan ozon, agar bumi kita terhindar dari dampak pemanasan global yang dapat merusak keseimbangan ekosistem di alam.

#KajianIII

#KPLH

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Air Permukaan di Sekitar Area TPA Bukit Pinang Samarinda

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan karunia-Nya berupa rahmat, sehingga penyusunan Kajian oleh Departemen Kajian dan Penelitian Lingkungan Hidup (KPLH) yang berjudul “Kajian Air Permukaan di Sekitar Area TPA Bukit Pinang Samarinda” dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan Kajian ini dilaksanakan berdasarkan isu lingkungan yang ada serta berlandaskan pada Program Kerja Departemen KPLH Himateli Unmul pada periode 2017/2018. Pada penyusunan kajian ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penulisan. Penulis menyadari dalam penyusunan kajian ini masih belum sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan kajian selanjutnya. Penulis berharap kajian ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Samarinda,

KUALITAS KASGOT PADA PERKEMBANGBIAKAN MAGGOT DALAM BENTUK PAKAN SAMPAH ORGANIK

1.       PENDAHULUAN Timbulan sampah meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pola konsumsi manusia. Sampah merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas alam maupun manusia yang belum memiliki nilai ekonomis. Tidak dapat dipungkiri, sampah akan selalu ada selama aktivitas kehidupan masih terus berjalan. Dalam upaya penanganan permasalahan sampah diperlukan adanya kerjasama yang nyata antara pemerintah dan masyarakat demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan nyaman yang didambakan bersama. Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2012 memberikan arahan agar pengelolaan sampah dengan paradigma kumpul angkut buang berubah menjadi model pengelolaan sampah yang didasari dengan pengurangan dan penanganan sampah di sumber. Pola pikir masyarakat diarahkan pada kegiatan pengurangan sampah dan penanganannya (Auliani, 2021) .   Menurut data Badan Pusat Statistik Kota Samarinda tahun 2021 tercatat sampah yang terangkut sebesar 661,740.00 kg, dengan persentase

Analisis Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau Taman Cerdas Kota Samarinda Berdasarkan Temperature Humidity Index

   KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya maka laporan kajian dan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Cerdas Kota Samarinda Berdasarkan Temperature Humidity Index (THI)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan kajian dan penelitian ini disusun sebagai bentuk pemenuhan salah satu program kerja HIMATELI UNMUL yaitu pelaksanaan kajian dan penelitian berbasis lingkungan hidup, dimana dalam laporan ini dijelaskan secara lengkap dan terperinci mengenai  hal-hal yang mengenai tentang bagaimana suhu dan kelembapan udara di Taman Cerdas Kota Samarinda serta tingkat kenyamanan pada lokasi penelitian berdasarkan THI. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kajian dan Penelitian ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan, hal tersebut tidak lepas karena keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu,