Penjelasan Umum
Kabut adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa
terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca yang
menghalang sirkulasi udara, asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang
lama. Walaupun pada perkembangan selanjutnya asbut tidak
harus memiliki salah satu komponen kabut atau asap. Asbut juga sering dikaitkan
dengan pencemaran udara. Asbut sendiri merupakan koloid jenis aerosol padat dan
aerosol cair.
Seperti yang kita ketahui bahwa
kabut adalah uap air yang berada dekat permukaan tanah kemudian berkondensasi
(perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat seperti gas (atau uap) menjadi
cairan) menjadi mirip awan. Peristiwa ini terbentuk karena hawa dingin di
sekitar tempat itu dan kadar kelembaban yang tinggi, yaitu mendekati 100%.
Untuk menghasilkan kondensasi atau sublimasi diperlukan tingkat kejenuhan udara
yang tinggi, di mana kelembaban relatif mendekati atau sama dengan 100%.
Kriteria yang digunakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika adalah jika terlihat adalanya
partikel-partikel mikroskopis di udara permukaan dengan jarak pandang (visibility) mendatar kurang dari 1 km dan nilai kelembaban relatif ( RH) 98 - 100%.
Sumber
Kabut asap bersumber dari pembakaran hutan
oleh perusahaan-perusahaan. Berdasarkan gambar satelit, Greenpeace mengklaim telah menemukan titik-titik api pada tanah
yang dimiliki oleh 36 perusahaan kertas dan kelapa sawit. Banyak di antara
mereka adalah anak perusahaan Malaysia dan Singapura. Walaupun demikian, sulit
membuktikan bahwa pihak-pihak tertentu adalah yang memulai pembakaran. Keadaan tersebut
diperparah oleh kemarau yang berkepanjangan.
Dampak
Secara umum
kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi
sehat maupun dalam kondisi sakit. Pada kondisi kesehatan tertentu, orang akan
menjadi lebih mudah mengalami ganguan kesehatan akibat kabut asap dibandingkan
orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung, lansia, dan
anak-anak.
Berikut ini dampak akibat
gangguan asap bagi kesehatan kita:
1.
Kabut asap dapat
menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan
reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
2.
Kabut asap dapat
memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis
kronik, PPOK dan sebagainya.
3.
Kemampuan kerja
paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami
kesulitan bernapas. Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak
maupun yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang
rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan. Kemampuan dalam
mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga
menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi. Berbagai penyakit kronik juga dapat
memburuk.
4.
Bahan polutan
pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan
makanan yang tidak terlindungi.
5.
Infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak
seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit
(agent) serta buruknya lingkungan (environment).
Berikut ini adalah dampak bagi
aktivitas masyarakat:
Aktivitas masyarakat berjalan
seperti biasa namun agak terganggu karena kabut asap. Dari berbagai jalur
misalnya darat, perairan, dan udara. Untuk di darat sendiri jarak pandang dari pengendara mobil atau motor sedikit terganggu, untuk kegiatan sekolah
sendiri dibeberapa daerah Samarinda masih berjalan
lancar dan ada juga aktivitas sekolah yang di palangkaraya yang diliburkan
karena asap yang sudah terlalu mengganggu aktivitas masyarakat. Untuk di perairan Samarinda juga ada
transportasi kapal atau klotok yang tidak dapat beroperasi akibat
kabut asap yang
menggangu jarak pandang. Dari udara
sempat terjadi gangguan penerbangan sehingga pernah terjadi pembatalan
penerbangan keberbagai daerah di Kalimantan atau di luar Kalimantan.
Sedangkan
dampaknya bagi lingkungan adalah adanya bahan polutan pada abu bekas kebakaran
hutan dan kabut asap itu sendiri dapat mencemari komponen lingkungan seperti
pada air, tanah dan yang pasti pada udara.
Keadaan kota Samarinda
Dampak kabut asap di Samarinda terlihat
jelas bila dilihat dari daerah Sungai Mahakam. Bangunan di seberang-seberang
sungai yang biasanya tampak, karena kabut asap tidak tampak karena tertutup
oleh tebalnya asap.
Gambar. Daerah Sungai Mahakam yan
tertutup kabut asap
Kondisi pada Bandara Temindung
Samarinda, jarak pandang hanya berjarak 150 meeter, aktivitas penerbanagan
diberhentikan akibat tebalnya kabut asap dan mengakibatkan kerugian dari pihak
bandara maupun pihak maskapai.
Dari pihak BMKG kota Samarinda
mengatakan “Titik tertinggi kabut asap di wilayah Samarinda terjadi pada
tanggal 20 Oktober 2015 pukul 9.23 WITA berada pada angka partikulat PM10 223
berada pada level tidak sehat yaitu 150 - 250 gram/m3.
Berikut adalah data konsentrasi
partikulat PM10 di Samarinda pada tanggal 21, Oktober 2015.
Gambar. Grafik
Konsentrasi Partikulat PM10 di Samarinda pada tanggal 21 Oktober 2015
Keterangan
Warna:
Gambar.
Identifikasi warna yang menggambarkan status kabut asap
Tabel. Rincian
Konsentrasi Partikulat PM10 di Samarinda pada tanggal 21 Oktober 2015
No
|
Waktu
|
Nila PM10
|
1.
|
Jam 0
|
130,81
|
2.
|
Jam 1
|
130,86
|
3.
|
Jam 2
|
123,14
|
4.
|
Jam 3
|
121,26
|
5.
|
Jam 4
|
133,11
|
6.
|
Jam 5
|
154,16
|
7.
|
Jam 6
|
168,11
|
8.
|
Jam 7
|
174,52
|
9.
|
Jam 8
|
172,09
|
10.
|
Jam 9
|
153,76
|
11.
|
Jam 10
|
125,67
|
12.
|
Jam 11
|
102,09
|
13.
|
Jam 12
|
93,18
|
14.
|
Jam 13
|
95,19
|
15.
|
Jam 14
|
104,77
|
16.
|
Jam 15
|
113,73
|
17.
|
Jam 16
|
122,48
|
18.
|
Jam 17
|
134,14
|
19.
|
Jam 18
|
137,95
|
Particulate Matter (PM10)
Particulate Matter (PM10) adalah padatan atau liquid di udara dalam bentuk asap,
debu dan uap, yang dapat tinggal di atmosfer dalam waktu yang lama (partikel
yang mempunyai diameter 10 μm). Dapat dibayangkan
bila partikulat tersebut dapat dengan mudahnya terisap melalui saluran
pernafasan dan diserap ke dalam tubuh
dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Di samping mengganggu estetika, partikel berukuran kecil di udara dapat terhisap ke ke dalam sistem pernapasan dan menyebabkan penyakit gangguan pernapasan dan kerusakan paru-paru.
Perhitungan konsentrasi PM10 adalah perhitungan
yang dipakai dalam menentukan konsentrasi partikulat. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan metode kalkulasi yang mana proses perhitungan langsung
diprogram komputer yang ada pada alat ambient dust analyzer.
Solusi
Sampai saat ini keadaan kabut asap di daerah
Kalimantan tidak kunjung membaik, adanya upaya penanggulangan dampak kabut asap
perlu dilakukan dari kebijakan pemerintah ataupun dari hal sederhana terlebih
dahulu.
Salah satu solusi
adalah dengan melakukan suatu pertemuan atau membuat suatu forum yang diikuti
lembaga-lembaga yang terkait untuk membahas tentang bagaimana cara mengatasi
kabut tersebut sehingga dapat tersampaikan ke pemerintah agar pemerintah
melakukan sesuatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Harapan untuk pemerintah untuk mempercepat dan
mengintensifkan upaya penanganannya kabut asap agar kabut asap segera hilang
dan tidak lagi terulang kejadian yang sama yang telah membuat rakyat indonesia
sengsara.
Sedangkan untuk langkah sederhana namun berdampak
besar apabila kita melakukannya bersama-sama adalah dengan menyediakan baskom
air yang dicampur garam dan diletakkan di luar (agar terkena sinar matahari),
biarkan menguap. Jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 s.d jam
13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi
menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara. Dengan cara sederhana
ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini
di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik
uap air di udara. Lakukan langkah ini satu rumah cukup 1 ember air garam.
Penanggulangan terhadap Kesehatan
Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga
Aditama berbagi tips untuk melindungi diri dari risiko gangguan kabut asap.
Menurutnya, ada delapan hal yang bisa dilakukan, yakni:
1.
Sedapat mungkin
Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung. Terutama bagi mereka yang
menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
2.
Jika terpaksa
pergi ke luar rumah/gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
3.
Minum air putih
lebih banyak dan lebih sering
4.
Bagi yang telah
mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasihat kepada dokter
untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau
sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau
gangguan kesehatan lain.
5.
Selalu lakukan
perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Seperti makan bergizi, jangan merokok,
istirahat yang cukup dan lain-lain.
6.
Upayakan agar
polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah, sekolah, atau kantor dan ruang tertutup lainnya.
7.
Penampungan air
minum dan makanan harus terlindung baik.
8.
Buah-buahan
dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu dimasak
dengan baik.
Pendapat dan harapan
Adapun tanggapan terhadap keadaan kabut asap saat
ini berharap agar keadaan cepat membaik dan keadaan daerah yang terkena dampak
kabut asap dapat kembali normal seperti sebelumnya. Dampak dari kabut asap itu
sendiri sangat mempengaruhi aktivitas masyarakat dan kesehatannya.
Meningkatnya kabut asap
yang melanda Kalimantan Timur membuat masyarakat semakin khawatir, Pak
Anto yang kesehariannya bekerja sebagai pengemudi fery adalah salah
satu masyarakat Kalimantan Timur yang ikut merasakan dampak dari kabut asap
tersebut "meningkatnya kabut asap di Kalimantan Timur membuat saya
dan banyak warga disekitar saya yang mengalami gangguan kesehatan
seperti diare, ISPA, sesak napas dan lain-lain, kabut asap ini juga mengurangi
jarak pandang saya ketika saya mengemudikan fery" tutur pak
Anto menjelaskan dampak-dampak yang diakibatkan kabut asap. "harapan saya ke pemerintah harus lebih tanggap dan
mencari cara yang lebih efektif agar bencana ini dapat
cepat teratasi" harapan pak
Anto kepada pemerintah.
Pendapat dari Departement KPLH HIMATELI
Universitas Mulawarman Samarinda. “Menangani kabut asap harus melihat pada
sumbernya. Tingkat konsumtif dari masyarakat yang tinggi membuat produsen
perusahaan semakin meningkatkan kapasitas produksinya sehingga perluasan lahan
pun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan juga profit bagi
perusahaan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan alangkah
baikya kita mengajak masyarakat untuk menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) serta menggunakan produk-produk ramah lingkungan. Dengan
menggunakan prinsip tersebut juga dapat mencegah dan mengurangi dampak
lingkungan, salah satunya kabut asap”
Pendapat dari Departement PelHumas HIMATELI
Universitas Mulawarman Samarinda. “Harapan ke pemerintahnya cepat tanggap,
cepat tanggulanginya, kasih bantuan ke daerah yang sudah susah udara sehat,
sama siapin dampak kebakaran di setiap titik hutan yang rawan kebakar, biar
cepat padam apinya, cepat tanggaplah.”
Pendapat dari Yudha Gumelar Nugraha (mahasiswa
Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman) Samarinda. “Pertama kurangi kebiasaan
buruk yang menimbulkan asap dari diri sendiri sama lingkungan dulu. Kedua
Siapkan penanganan dengan gabungan hujan buatan ditambah penanganan partikel
yang larut gara-gara hujan”
Pendapat dari Rizki Mulyani (siswi SMAN7)
Samarinda. “Sekolahan saya SMAN7 yang kami banggakan sekarang gelap, guru yang
senantiasa menyambut hadir para siswa pun resah akan kabut yang menebal, wahai
sang pencipta alam ini teguran-Mu untuk kita yang telah lupa betapa indahnya
karunia-Mu yang kami rusak sehingga engkau biarkan kami menikmati sebuah cobaan
yang lambat laun akan menyakitkan. Dan untuk para pemerintah tolong kami, kami
pelajar yang hanya ingin belajar dengan hikmat tolong untuk segera menangani
kabut asap ini”.
DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes.baritokualakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=80:awas-bahaya-kabut-asap-&catid=41:berita-umum&Itemid=28
http://kaltim.tribunnews.com/2015/10/20/gubernur-kaltim-belum-perlu-status-siaga-darurat-asap<br>
Komentar
Posting Komentar